Bacaan Firman Tuhan: Yeremia 1: 4-10
Berita tentang pengutusan Yeremia menjadi nabi dinyatakan melalui dialog antara Tuhan yang mengutus dengan Yeremia yang diutus. Dari dialog tersebut kita akan melihat penekanan penting yang disampaikan oleh Tuhan dan juga respon Yeremia.
Tuhan
memulai penjelasan tentang pemanggilannya menjadi nabi yaitu Tuhan telah
mengenal, menguduskan dan menetapkan Yeremia menjadi nabi sebelum dia dibentuk
dalam kandungan. Bahwa Tuhan sudah mempersiapkannya jauh sebelum dia lahir,
maka pengutusan itu bukanlah hal yang tiba-tiba.
Namun
demikian, Yeremia merasa bahwa pemanggilannya menjadi nabi Tuhan belum layak
baginya karena dia belum pandai berbicara karena masih muda. Dan dari respon
Yeremia ini, Tuhan lebih jauh menjelaskan kembali tentang pemanggilan Tuhan,
bahwa pemanggilan Tuhan itu bukanlah soal kesanggupan maupun kecakapan tetapi
soal penyerahan diri untuk mau dipakai oleh Tuhan. Sebab ketika Yeremia
menerima panggilan itu, maka Tuhanlah yang akan memberikan petunjuk kepada
siapa dia akan pergi dan apa yang akan disampaikan, Tuhan yang akan menaruh
perkataanNya ke dalam mulutnya. Yeremia juga tidak perlu takut terhadap tantangan
yang dihadapinya sebab Tuhan yang menyertainya.
Renungan
1. Mengenal diri
Jika
kita mengikuti kisah pemanggilan Yeremia ini memiliki kesamaan juga dengan
pemanggilan tokoh-tokoh Alkitab yang lainnya, bahwa semua yang dipanggil oleh
Tuhan merasa tidak sanggup jika mengandalkan kemampuannya, tetapi dalam
kelemahan mereka ada Tuhan yang menguatkan, seperti yang dikatakan oleh Paulus “kesanggupan
kami adalah pekerjaan Allah” (2 Kor. 3: 5-6). Kita juga mengimani panggilan
Yeremia ini sebagai panggilan kita orang yang beriman, bahwa kita menyambut
panggilan Tuhan sehingga kita menjadi anak-anakNya. Ketika kita beriman kepada
Tuhan, maka kita percaya bahwa dalam kelemahan dan kekurangan kita ada kuasa
Tuhan yang selalu menopang kita.
Maka
adalah baik dan bijak jika kita mengenal siapa diri kita, sebelum kita dibentuk
di dalam rahim, Tuhan sudah mengenal siapa kita ini, Tuhan dengan persis sudah
tahu bagaimana dan apa kelehaman kita. Kita adalah anak-anak Allah yang ditebus
dengan harga yang mahal yaitu darah Kristus.
2. Setia mendengar tuntunan firman Tuhan
Ketika
Yeremia mengatakan “aku ini masih muda”, disini Yeremia mengungkapkan
pengenalan dirinya akan kelemahan dan ketidakmampuannya mengemban panggilan
Tuhan itu. Bisa saja kita seperti Yeremia ini yang mengeluhkan ketidakmampuan,
kelemahan kita dalam menghadapi berbagai hal dalam hidup kita. Tetapi melalui
nas ini kita seperti firman Tuhan kepada Yeremia “janganlah katakan aku ini
masih muda”, jangan katakan kamu tidak bisa, jangan katakan kamu tidak mampu. Mengapa?
Yang memanggil kita adalah Tuhan dan yang mengutus kita juga adalah Tuhan,
selama kita setia pada pengutusan Tuhan, kepada siapa pun kita diutus dan
apapun yang diperintahkan kita jalankan, maka keluhan tentang kelemahan kita
itu tidak akan ada artinya, sebab dalam kelemahan dan kekuarangan kita selalu
ada firman Tuhan yang memberikan kepada kita petunjuk dan jalan yang harus kita
lalui. Maka kelemahan dan kekurangan kita itu tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan ketaatan kita kepada perintah dan petunjuk Tuhan. Melakukan perintah
Tuhan itu bukan beban, tetapi justru firman Tuhan berkata “berbahagialah orang-orang
yang mendengarkan firman Allah dan yang menaatinya” (Lukas 11:28).
3. Diutus untuk memberitakan firman Tuhan
Kemudian
keluhan Yeremia yang mengatakan “aku tidak pandai berbicara”, Yeremia
menganggap dirinya masih muda maka bagaimana mungkin orang lain akan percaya
dan mendengarkan perkataanya. Namun keraguan itu dijawab oleh Tuhan “Sesungguhnya,
Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu” bahwa Tuhan mengutus
Yeremia bukan untuk menyampaikan perkataan manusia tetapi perkataan Tuhan.
Tuhan
memanggil kita menjadi anak-anakNya tentu tidak hanya sebatas agar kita beroleh
keselamatan, tetapi Tuhan mau pakai hidup kita ini juga menjadi pewarta
kerajaan sorga, Tuhan mau pakai setiap orang yang percaya untuk memberitakan
kabar baik (Injil) kepada semua orang. Kemanapun dan dimanapun orang kristen
itu berada maka disitu juga ada berita tentang kabar baik Tuhan. Memberitakan Injil
bukan hanya sebatas memberitakan tentang yang tertulis dalam Alkitab, tetapi
kehadiran kita adalah kehadiran yang tidak membenarkan kejahatan, kehadiran
yang membangun dan memberi pertumbuhan (ayat 10).
No comments:
Post a Comment