Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 106: 1-5
Mazmur 106 ini memperlihatkan dengan jelas bahwa dalam keberdosaan umatNya ada Allah yang selalu setia dengan kasihNya. Walaupun umatNya selalu berdosa yang membangkitkan amarah Tuhan, namun Tuhan selalu mengingat akan kasih setiaNya kepada umatNya. Sehingga Mazmur ini merupakan Mazmur pujian atas kasih setia Tuhan dan sekaligus juga doa permohonan untuk pengampunan dosa kepada Tuhan. Dalam Mazmur ini diungkapkan bagaimana perjalanan panjang kehidupan umat Israel dengan berbagai dosa yang telah dilakukan oleh umatNya tetapi Tuhan tetap setia menyatakan kasihNya. Sebagaimana yang bisa kita lihat lebih lanjut di ayat 6-46, bahwa berbagai kebaikan Tuhan untuk menuntun umat Israel selalu dibalas umat Israel dengan perbuatan dosa seperti mengabaikan nasehat Tuhan, bersungut-sungut, mengkritik pemimpin mereka, menyembah berhala, berkompromi dengan bangsa-bangsa yang jahat, hingga akhirnya Tuhan murka dengan menyerahkan mereka kepada bangsa-bangsa untuk ditindas. Walaupun umatNya sering melupakan segala kebaikan Tuhan, tetapi Tuhan akan selalu mengingat akan kasih setiaNya kepada umat pilihanNya. Maka inilah doa umatNya yang memohon akan kasih setia Tuhan yang kekal itu dengan menundukkan diri mengaku dosa dan memohon pengampunan dosa dari Tuhan agar mereka dipersatukan kembali dari antara bangsa-bangsa.
Mazmur
ini juga hendak menggugah kehidupan rohani umat Israel, bahwa sudah selayaknya
mereka memuliakan Tuhan atas kasih setiaNya yang besar itu, sebab jika bukan
karena Tuhan yang setia kepada kasihNya sebenarnya umat Israel sudah
dimusnahkan oleh Tuhan. Tetapi kasih Tuhan jauh lebih besar dari murkaNya,
Tuhan yang tidak berkenan kepada kematian orang fasik akan tetapi Dia berkenan
kepada pertobatan agar umatNya beroleh kehidupan. Maka melalui nas ini, ada beberapa
hal yang bisa kita renungkan:
1. Hidup yang bersyukur (ay. 1-2)
Di
permulaan Mazmur ini, umat diundang untuk menyerukan ungkapan syukur atas
segala kebaikan Tuhan, bahwa Tuhan tetap setia kepada kasihNya. Walaupun
umatNya berdosa, namun Tuhan tidak pernah berhenti untuk mengasihi umatNya,
sebab kasihNya adalah untuk selama-lamanya. Karena begitu besarnya kasih setia
Tuhan itu sampai kita ditantang untuk menjawab “Siapakah yang dapat
memberitahukan keperkasaan TUHAN, memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?”
(ay. 2). Apakah kita bisa memberi jawab dengan menghitung apa saja kebaikan
Tuhan dalam hidup kita. Sungguh tidak terhitung banyaknya kasih Tuhan dalam
hidup kita bahkan banyak perbuatan kasih Tuhan yang tidak kita sadari sudah
banyak yang telah dilakukan oleh Tuhan. Sebagaimana dikatakan di Ratapan
3:22-23 “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu
baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”
Tidak
terhitung banyaknya kasih setia Tuhan yang sudah dinyatakan dalam kehidupan
kita ini, dan itu diperbuatnya bukan karena kelayakan kita, bukan karena
kesetiaan kita, tetapi itu semua adalah anugerah Tuhan dalam hidup kita. Tuhan
yang selalu setia memelihara hidup kita setiap saat, dan Tuhan tidak pernah
melupakan kita.
Sehingga
atas dasar ini jugalah kita tidak akan pernah bisa membatasi diri untuk memuji
Tuhan dan mengucap syukur kepadaNya. Kita tidak akan pernah bisa berhenti
bersyukur dan memuji Tuhan, kita tidak mempunyai alasan untuk tidak bersyukur
kepada Tuhan, kita tidak punya alasan untuk mengatakan “aku sudah memuji Tuhan”
tetapi justru kita akan terus menerus untuk memuji Tuhan tanpa batas. Apakah
kita bisa berkata bahwa sekarang tidak usah dulu pergi ke gereja karena minggu
yang lalu saya sudah ke gereja, atau berkata semalam atau tadi saya sudah
berdoa maka sekarang tidak lagi perlu untuk bedoa. Maka tidak ada alasan bagi
kita untuk berhenti bersyukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita, dalam
segala hal kita patut bersyukur dan memuji Tuhan dalam hidup kita.
2. Hidup dalam tuntunan Tuhan (ay. 3)
Jika
kita tahu untuk bersyukur dan memuji Tuhan, maka kita akan tahu juga bahwa
ungkapan pujian syukur tentu tidak hanya sebatas kata-kata atau nyanyian saja
maupun hanya dalam ungkapan perasaan saja, tetapi wujud syukur kita juga harus
kita nyatakan dengan ketaatan kepada perintah Tuhan. Dikatakan di ayat 3 “Berbahagialah
orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu!”.
Jika kita sadar akan dosa kita dan Tuhan mau memberi kita pengampunan, tentulah
kita tidak hanya tahu untuk mengucap syukur atas kebaikan Tuhan itu tetapi juga
mau untuk memperbaiki kehidupan kita dengan pertobatan. Ketika kita tahu bahwa
Tuhan selalu memelihara kehidupan kita setiap saat bahkan Tuhan selalu
melakukan perbuatan ajaibNya yang terkadang kita tidak menyadarinya, tentulah
kita akan semakin mengasihi Tuhan dan semakin menghidupi firmanNya dalam hidup
kita.
Kesetiaan Tuhan untuk mengasihi kita ditengah-tengah keberdosaan kita tentunya bukan untuk kita permainkan, namun ini adalah wujud dari kasih Tuhan yang tidak menginginkan kita binasa oleh dosa kita, supaya kita bertobat dan semakin dekat dan mengasihi Tuhan dalam hidup kita. Sehingga jika dalam keberdosaan kita Tuhan masih tetap setia mengasihi kita apalagi jika kita hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Itulah sebabnya dalam nas ini dikatakan berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum Tuhan. Bahwa hidup dalam hukum Tuhan bukanlah aturan yang menyiksa kita tetapi hukum Tuhan adalah tuntunan Tuhan bagi kita untuk dapat menikmati kasih setia Tuhan dalam hidup kita.
3. Berpengharapan hanya pada kasih setia
Tuhan (ay. 4-5)
Kasih
setia Tuhan yang kekal itu adalah jaminan pengharapan dalamhidup kita, maka pengharapan
kita kepada Tuhan tidak akan mengecewakan. Seperti pengharapan umat dalam nas
ini bahwa atas dasar iman mereka bahwa kasih Tuhan adalah untuk selamaya, bahwa
akan datang waktunya Tuhan akan mempersatukan mereka kembali menjadi suatu umat
yang diselamatkan dan akan hidup dengan penuh sukacita sebagai umat kepunyaan
Tuhan. Pengharapan umat akan keselamatan ini telah digenapi oleh Allah melalui Yesus
Kristus yang oleh kasihNya telah mempersatukan kita menjadi umat yang
dikuduskanNya.
Maka
kasih setia Tuhan adalah kekuatan dan sukacita kita menjalani kehidupan. Kasih setia
Tuhan adalah pengangan kita untuk tetap berpengharapan kepada Tuhan. Kesetiaan kasih
Tuhan tidak perlu untuk diragukan lagi, tetapi yang perlu untuk dipertanyakan
adalah kesetiaan kita kepada Tuhan.
No comments:
Post a Comment