Bacaan Firman Tuhan: 1 Yohanes 3: 19-24
Setiap orang memiliki hati nurani yang terdalam pada dirinya yang dapat menilai dan menuduh tentang sikap, tindakan dan perbuatan dalam diri setiap orang. Hati nurani yang terdalam yang ada pada diri kita akan menyadarkan kita melalui tuduhan dan penilaiannya atas sikap dan tindakan kita. ketika kita melakukan suatu yang tidak patut, maka hati nurani kita akan tergerak menyadarkan kita bahwa memang hal itu memang adalah suatu perbuatan yang tidak pantas, demikian sebaliknya bahwa hati nurani kita akan berkata itu pantas ketika hal itu memaang adalah hal yang pantas untuk kita lakukan. Ada orang yang mengabaikan suara hati nuraninya namun ada juga orang mengubah sikap dengan mengikuti hati nuraninya.
Dan inilah yang
disampaikan kepada kita di ayat 19-21 bahwa dalam diri kita ada hati nurani
yang dapat menuduh dan memberikan penilaian tentang sikap dan perbuatan kita.
Jika kita memang benar-benar hidup dalam kebenaran Tuhan, maka hati nurani kita
tidak akan menuduh kita. Sebab ketika hati nurani menuduh kita dan kita tidak
berbuat sebagaimana dengan suara hati nurani kita, maka akan selalu ada
pertentangan dalam diri kita yang membuat kita tidak damai dan tentram karena apa
yang kita perbuat berbeda dengan suara hati nurani kita. namun ketika hati
nurani kita tidak menuduh kita tentu hal ini akan sangat memudahkan kita hidup
dalam kebenaran firman Tuhan. Jika hati nurani kita saja sudah kita tolak
apalagi firman Tuhan. Sehingga jika hati nurani yang terdalam saja bisa
menuduh, menilai dan memberikan kita kesadaran bahwa apa yang kita perbuat itu
salah apalagi Tuhan, Dia yang jauh lebih besar dari hati kita, yang mengetahui
segala sesuatu.
Yang hendak disampaikan kepada kita
adalah agar kita datang kepada Tuhan menjadi seorang yang mau untuk taat. Jika dalam
diri kita saja tidak ada kedamaian karena apa yang kita perbuat selalu
bertentangan dengan hati nurani kita, bagaimana mungkin kita mau taat kepada
perintah Tuhan. Maka kunci agar kita dapat melakukan firman Tuhan adalah
membawa diri kita kepada Tuhan menjadi seorang yang mau untuk taat.
Kemudian di ayat 22 dikatakan bahwa
kita akan memperoleh apa saja dari Tuhan jika kita menuruti perintah Tuhan. Artinya
bahwa orang yang taat kepada perintah Tuhan akan dimampukan untuk berani
percaya pada kebaikan Tuhan. Dasar kita untuk memohon dan berharap kepada Tuhan
sudah ada. Kita memiliki akses untuk bisa masuk ke dalam berkat Tuhan, sebab
kita bukan orang asing atau orang yang tidak dikenal, tetapi kita telah berada
dalam kehidupan yang dipenuhi dengan berkat dan kebaikan Tuhan. Perintah Tuhan dan berkat Tuhan itu adalah
kesatuan yang tidak terpisahkan, jika kita taat kepada perintah Tuhan, maka
kita juga yakin bahwa kita juga sedang hidup dalam berkat Tuhan.
Sekarang kita akan melihat bahwa
perintah Tuhan yang kita taati itu memiliki dua dimensi, yaitu:
1.
Percaya pada nama Yesus Kristus
Percaya kepada nama Yesus Kristus adalah
dasar kita untuk melakukan perintah Tuhan. Kita menjadi seorang yang taat
kepada perintah Tuhan adalah karena kita percaya pada keselamatan Tuhan di
dalam nama Yesus Kristus. Bagaimana mungkin kita mengatakan percaya kepada
Tuhan Yesus jika kita tidak melakukan perintah Tuhan Yesus. Jika kita percaya
bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat bagi hidup kita, maka kita akan hormat,
taat dan mau tunduk pada perintahNya.
Percaya kepada nama Tuhan Yesus juga
adalah tujuan kita untuk melakukan perintah Tuhan. Sebab kita melihat firman
Tuhan bukanlah seperti kumpulan perintah-perintah yang dipaksakan untuk kita
lakukan, tetapi kita melakukan dan taat kepada perintah Tuhan adalah supaya
kita semakin mengenal, semakin dekat dengan Tuhan.
Percaya pada nama Tuhan Yesus
berarti kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya pada tuntunanNya, bahwa Tuhan
memiliki otoritas yang berwibawa penuh dalam diri kita. Kita mau untuk taat
dikendalikan oleh Tuhan melalui firmanNya. firmanNya adalah tuntunan bagi kita
untuk menerima keselamatan dari Tuhan.
2.
Saling mengasihi
Dimensi yang kedua dari perintah
Tuhan adalah mengasihi. Firman yang Tuhan sampaikan kepada kita adalah wujud
dari kasih Allah kepada kita, bahwa kita akan menerima segala kasih Tuhan
adalah melalui ketaatan kita pada perintah Tuhan. Jika kita menghidupi kasih
Tuhan, maka tentunya kita juga pasti akan menjadi pribadi yang mengasihi. Membaca,
mendengar dan merenungkan firman Tuhan maka kita sedang membaca, mendengar dan
merenungkan karakter dari Allah yang mengasihi. Jika firman Tuhan tertanam
dalam diri kita, maka karakter Tuhan yang mengasihi itu juga akan tertanam
dalam diri kita. bahwa firman Tuhan akan membentuk kita menjadi pribadi-pribadi
yang memiliki karakter Kristus yang mengasihi.
No comments:
Post a Comment