Laman

Monday, July 27, 2020

Kisah Para Rasul 5:1-11 Ananias dan Safira Mendustai Roh Kudus

Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 5: 1-11

Kita dapat pelajari bagaimana kehidupan jemaat mula-mula sebagaimana kesaksian yang tertulis dalam kitab Kisah Para Rasul, khususnya di Kisah 4: 32-37 bahwa jemaat hidup dengan penuh kasih saling membangun sebagai tubuh Kristus. Mereka hidup tanpa berkekurangan sebab segala kepunyaan yang ada pada mereka menjadi milik bersama. Mereka menjual segala kepunyaannya untuk di bawa dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Diantara jemaat mula-mula itu adalah Ananias dan Safira, pasangan suami istri yang juga menjual sebidang tanah untuk di bawa kehadapan rasul-rasul. Namun ternyata hasil penjualan tanah itu tidak diberikan semua kehadapan rasul-rasul, namun menahannya sebahagian.

Rasul Petrus mengetahui kejahatan hati Ananias dan juga Safira, bahwa mereka tidak jujur, apa yang mereka lakukan itu adalah mendustai Roh Kudus, bukan manusia yang mereka dustai tetapi mereka mendustai Allah. Rasul Petrus menjelaskan bahwa pemberian segala kepunyaan menjadi milik bersama itu bukanlah suatu tuntutan keharusan, bukan pula tekanan kepada jemaat, namun Tuhan menyukai orang yang memberi dengan sukacita (2 Kor. 9:7), melakukan perbuatan baik, jangan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela (Flm. 1:14).

Rasul Petrus menegaskan bahwa lebih baik mereka tidak menjual tanahnya sama sekali daripada menjual untuk menahan sebagian uang hasil penjualannya. Lebih baik tidak usah memberi jika pemberian itu bukan dari ketulusan bahkan hanya sekedar untuk mendapatkan pujian. Rasul Petrus menyampaikan bahwa tanah itu selama belum diseraahkan kepada rasul adalah kuasa mereka, mau diserahkan apa tidak bergantung pada mereka, namun jika memang benar-benar mau memberikannya, maka selayaknya mereka memberikannya dengan sepenuh hati, apa yang mereka jual dan berapa hasil penjualannya sepenuhnya mereka persembahkan dengan ketulusan.

Ketika kita memberikan hati kita kepada Allah, kita tidak boleh memberikannya sebagian, jika kita mengasihi Allah maka kasihilah dengan segenap hati, akal dan budimu. Sehingga akibat dari dosa mereka yang mendustai Roh Kudus, Ananias dan Safira seketika itu juga meninggal di depan kaki rasul Petrus.

Apa yang terjadi pada Ananias dan Safira ini mengingatkan kita dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Jika kita memang benar-benar mau memberikan hidup kita pada panggilan Tuhan Yesus maka kita harus sepenuhnya memberikan diri kepada Tuhan, bukan setengah hati.

Orang yang setengah hati mengikut Yesus maka bisa seperti Ananias dan Safira ini, yang diperbuatnya hanyalah kemunafikan dan menyalahgunakan nama Tuhan untuk mendapat pujian bagi diri sendiri.

Kita mau di ajar, bahwa Tuhan tidak dapat didustai, apa yang kita lakukan secara tersembunyi di hadapan manusia semuanya terlihat jelas di mata Tuhan. Kita bisa saja mengelabui atau menutup-nutupi apa yang ada dalam hati kita di hadapan sesama kita manusia, namun tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, bahkan Tuhan sendiri yang jauh lebih mengetahui siapa kita dibandingkan kita sendiri.

Kesungguhan iman dan kasih kita kepada Tuhan haruslah dengan kesungguhan mempersembahkan hidup kita menjadi persembahan yang kudus di hadapan Tuhan. Iman kita dengan sendirinya akan teruji kemurniannya dalam menghadapi setiap situasi dalam kehidupan ini, dalam hubungan kita dengan sesama, dalam keluarga, dalam kehidupan berjemaat, dalam pekerjaan dan juga hidup bermasyarakat. Tuhan melihat apa yang kita perbuat, apa yang ada dalam hati kita.


No comments:

Post a Comment