Laman

Wednesday, July 8, 2020

Amsal 4:1-9 Mencintai Hikmat Dan Didikan Tuhan

Bacaan Firman Tuhan: Amsal 4: 1-9

Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup. Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian. Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya. Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu."

Salomo di kenal sebagai seorang raja yang penuh hikmat, pada masa pemerintahannya Israel mencapai puncak kejayaan, menjadi bangsa yang termasyur dan umat Israel hidup dalam damai sejahtera. Hikmat yang dimiliki oleh Salomo tentu bukan tanpa sebab, dia hendak berbagi pengalaman hidupnya sehingga menjadi orang yang berhikmat.

Salomo menyebutkan bahwa semuanya di awali dari keluarga, disebutkan disitu “Dengarkanlah didikan seorang ayah” – “aku di ajari ayahku”. Pengajaran itu jangan sampai di lupakan dan juga menyimpang dari situ. Sekalipun si anak tidak lagi tinggal bersama ayah dan ibunya bukan berarti si anak melupakan pengajaran yang sudah di terimanya, tetapi itu menjadi pondasi bagi kehidupannya.

Hikmat itu akan menjagainya, yang meninggikannya dan menjadi mahkota yang indah di kepalanya. Maka seorang anak haruslah mempunyai hati yang cinta akan didikan, dan orangtua mempunyai hati yang mendidik mempersiapkan generasinya menjadi orang yang berhikmat dan berpendidikan. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 78: 6 “supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka”.

Jika kita masih ingat sinetron yang berjudul “Keluarga Cemara” di syair lagunya dikatakan “harta yang paling berharga adalah keluarga, mutiara yang paling indah adalah keluarga, puisi yang paling bermakna adalah keluarga”. Bahwa keluarga menjadi tempat pertama dan pondasi dasar yang akan mempengaruhi kehidupan seseorang. Disadari atau tidak disadari bahwa dalam keluarga akan terjadi proses belajar dan mengajar tentang kehidupan, itulah sebabnya sering kita dengar bahwa keluarga adalah “Sekolah Kehidupan”.

Maka firman Tuhan hendak mengajar kita bagaimana untuk mencintai didikan, hikmat Tuhan. Jika orangtua cinta akan hikmat Tuhan maka dia akan mengajarkannya pada anaknya, jika anak atau orang muda mau mendapatkan kehidupan yang baik maka dia akan cinta didikan dari hikmat Tuhan melalui orangtuanya.

Disini kita belajar supaya jangan sampai kita dikelabui oleh hikmat dunia yang pada akhirnya menyesatkan anak-anak kita dan membuat duka orangtuanya. Ketika orangtua disesatkan oleh hikmat dunia bahwa kebahagiaan dan keberhasilan anak-anaknya hanyalah dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh manusia, maka akhirnya mereka akan terobsesi dengan kebahagiaan dan kesuksesan yang fana. Dan juga ketika orangtua hanya mempercayakan pendidikan anaknya pada tenaga pendidik, padahal orangtua adalah pengajar dan pendidik terbaik bagi anak-anaknya. Kepada setiap orangtua kristen telah diberikan wibawa menjadi pengajar dan pendidik bagi generasi selanjutnya.

 Dalam 1 Korintus 1: 30 dikatakan “tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita”. Di dalam Tuhan Yesus Kristus, kita telah menerima hikmat dari Tuhan. Di dalam Tuhan Yesus kita telah diperlihatkan jalan kebenaran dan hidup. Hikmat memperoleh kehidupan itu ada di dalam Tuhan Yesus. Marilah kita membangun keluarga yang mencintai hikmat dan didikan Tuhan.

 


No comments:

Post a Comment