Bacaan Firman Tuhan: Amsal 4: 1-9
Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup. Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian. Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya. Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu."
Salomo di
kenal sebagai seorang raja yang penuh hikmat, pada masa pemerintahannya Israel
mencapai puncak kejayaan, menjadi bangsa yang termasyur dan umat Israel hidup
dalam damai sejahtera. Hikmat yang dimiliki oleh Salomo tentu bukan tanpa
sebab, dia hendak berbagi pengalaman hidupnya sehingga menjadi orang yang
berhikmat.
Salomo
menyebutkan bahwa semuanya di awali dari keluarga, disebutkan disitu “Dengarkanlah
didikan seorang ayah” – “aku di ajari ayahku”. Pengajaran itu jangan
sampai di lupakan dan juga menyimpang dari situ. Sekalipun si anak tidak lagi
tinggal bersama ayah dan ibunya bukan berarti si anak melupakan pengajaran yang
sudah di terimanya, tetapi itu menjadi pondasi bagi kehidupannya.
Hikmat itu
akan menjagainya, yang meninggikannya dan menjadi mahkota yang indah di
kepalanya. Maka seorang anak haruslah mempunyai hati yang cinta akan didikan,
dan orangtua mempunyai hati yang mendidik mempersiapkan generasinya menjadi
orang yang berhikmat dan berpendidikan. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 78: 6
“supaya
dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak,
bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka”.
Jika kita
masih ingat sinetron yang berjudul “Keluarga
Cemara” di syair lagunya dikatakan “harta
yang paling berharga adalah keluarga, mutiara yang paling indah adalah
keluarga, puisi yang paling bermakna adalah keluarga”. Bahwa keluarga
menjadi tempat pertama dan pondasi dasar yang akan mempengaruhi kehidupan
seseorang. Disadari atau tidak disadari bahwa dalam keluarga akan terjadi
proses belajar dan mengajar tentang kehidupan, itulah sebabnya sering kita
dengar bahwa keluarga adalah “Sekolah Kehidupan”.
Maka firman
Tuhan hendak mengajar kita bagaimana untuk mencintai didikan, hikmat Tuhan.
Jika orangtua cinta akan hikmat Tuhan maka dia akan mengajarkannya pada
anaknya, jika anak atau orang muda mau mendapatkan kehidupan yang baik maka dia
akan cinta didikan dari hikmat Tuhan melalui orangtuanya.
Disini kita
belajar supaya jangan sampai kita dikelabui oleh hikmat dunia yang pada
akhirnya menyesatkan anak-anak kita dan membuat duka orangtuanya. Ketika
orangtua disesatkan oleh hikmat dunia bahwa kebahagiaan dan keberhasilan
anak-anaknya hanyalah dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh manusia, maka
akhirnya mereka akan terobsesi dengan kebahagiaan dan kesuksesan yang fana. Dan
juga ketika orangtua hanya mempercayakan pendidikan anaknya pada tenaga
pendidik, padahal orangtua adalah pengajar dan pendidik terbaik bagi
anak-anaknya. Kepada setiap orangtua kristen telah diberikan wibawa menjadi
pengajar dan pendidik bagi generasi selanjutnya.
No comments:
Post a Comment