Laman

Tuesday, January 29, 2019

Matius 13: 53-58 | Yang membatasi kuasa Tuhan bekerja

Bacaan Firman Tuhan: Matius 13: 53-58

Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi dari situ. Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?  Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."  Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizatdiadakan-Nya di situ.

Seandainya ada seorang Pendeta ketika hendak melayani suatu pelayanan di jemaat yang dipimpinnya mengenakan celana jeans dan kaus oblong. Mungkin akan ada diantara jemaat yang mengkritik penampilan dari pendeta itu. Walaupun khotbahnya berkobar-kobar, namun karena penampilan Pendeta itu, khotbahnya tidak bisa diterima oleh jemaat. Terkadang kita bisa terkecoh oleh penampilan luar seseorang, baik dari cara berpakaian, berbicara ataupun perbuatannya. Terkadang penampilan yang terlihat dari luar tidak akan selalu sama dengan apa maksud dan tujuannya yang sebenarnya.

Orang akan cenderung mengarahkan perhatiannya pada hal-hal baru. Sikap kita dalam menanggapi orang yang sudah biasa kita lihat dengan orang yang baru pertama kita temui akan berbeda. Kita juga akan cenderung mencari tahu tentang hal-hal yang lagi viral/trending/musim saat ini, daripada mencari tahu hal-hal yang sudah biasa.

Kedua contoh ini akan membantu kita memahami tentang apa yang dialami oleh Yesus dalam nas ini.
Setelah membaca nas ini, perhatian saya langsung tertuju pada kalimat di akhir  perikop nas ini, dikatakan Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.” Ada banyak hal yang dapat dilakukan dan yang akan dilakukan oleh Yesus, namun karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak yang bisa Tuhan Yesus perbuat.

Dalam nas ini, alasan ketidakpercayaan mereka adalah setelah mengetahui latarbelakang Yesus, bahwa Ia adalah seorang anak tukang kayu. Walaupun mulanya mereka takjub karena hikmat dan mujizat yang telah dibuatNya, namun ketakjuban berubah menjadi kekecewaan dan ketidakpercayaan. Latar belakang keluarga tukang kayu agaknya tidak relevan dengan seorang pengajar di sinagoge menurut pikiran mereka.

Tanggapan Yesus atas penolakan orang Nazaret itu dikatakan: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
Mengapa Yesus berkata demikian? Orang Nazaret menolok Yesus karena melihat sisi luar/kelihatan bahwa Yesus bukanlah siapa-siapa, Dia hanya seorang anak yang sudah biasa dilihat sejak kecil, sehingga apapun yang diperbuat Yesus tidak dapat mereka terima.

Demikian halnya dengan dunia ini yang menolak Yesus, bagaimana mungkin Yesus itu disembah sebagai Tuhan sementara Dia adalah manusia sama dengan kita. Sebagaimana dituliskan di Yohanes 1: 10-11 “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

Jika mendalami nas ini, banyak hal yang bisa kita gali tentang penerimaan kita pada Yesus sebagai Tuhan dalam konteks pengaplikasian iman kita sehari-hari. Kita bisa terjebak pada sikap yang ditunjukkan oleh orang Nazaret itu, sadar atau kita tidak menyadari bahwa iman kita bisa mati manakala kekristenan kita sudah menjadi suatu kebiasaan. Kita terjebak pada kekristenan yang formalitas, walaupun kita berdoa, menyanyikan didung pujian, beribadah namun semuanya itu berjalan tanpa makna yang berarti bagi pertumbuhan iman kita. Kita melakukan semua itu hanya sebatas syarat.

Dalam menghadapi kenyataan hidup juga, entah kita menyadarinya, kita bisa kecewa atau bahkan tidak memiliki iman kepada Tuhan sebagaimana orang Nazaret tersebut. Walaupun Yesus telah memperlihatkan hikmat dan mujizatNya, namun mereka akhirnya tidak percaya, sebab imajinasi dan pandangan mereka tentang utusan Tuhan sangat jauh dari keberadaan Yesus.

Kita juga bisa kecewa dan tidak mempercayai Yesus manakala kita memaksakan keinginan kita dinyatakan Tuhan. Padahal Tuhan bekerja di dalam kehidupan kita tidak selalu dalam hal-hal yang spektakuler. Tuhan bekerja di dalam kehidupan kita tidak harus dengan kejadian yang spektakuler, namun dalam hal-hal yang sederhana di keseharian kita Tuhan tetap menyatakan karyaNya dalam hidup kita. Sehingga jangan remehkan setiap apapun situasi dan kondisi yang terjadi, Tuhan tetap berkarya disituasi tersebut.

Tuhan tidak pernah berhenti berkarya dan bekerja dalam hidup kita, namun kita yang justru membatasi Tuhan bekerja karena kita tidak mengandalkan iman dalam menghadapi hidup ini. Seseorang bisa saja berdoa, tetapi doanya bukan dari iman tetapi karena formalitas, demikian juga ketika beribadah bukan dari imannya tetapi hanya karena formalitas.


No comments:

Post a Comment