Bacaan Firman
Tuhan: 1 Tesalonika 2: 9-13
Sebab kamu masih
ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja
siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu,
kami memberitakan Injil Allah kepada kamu. Kamu adalah saksi, demikian juga
Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang
percaya. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah
menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan
sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke
dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya
mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang
kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang
sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam
kamu yang percaya.
Melalui
nas ini, kita di ajak untuk meneladani pekerjaan pemberitaan Injil rasul Paulus
dan juga respon jemaat menerima Injil yang diberitakan oleh rasul. Ada dua poin
besar yang dapat kita tarik dari nas ini:
1. Semangat dan kerja keras oleh karena
Tuhan
Dalam
nas ini kita di perlihatkan bagaimana Paulus dalam memberitakan Injil tidak
pernah putus asa, mengeluh dan kehilangan semangat karena masalah “materi”
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun Paulus tidak mendapatkan “upah”
dalam tugasnya sebagai rasul untuk kebutuhan hidupnya, namun tidak menyurutkan
semangatnya dalam memberitakan Injil. Dia bekerja keras “siang dan malam” untuk
bisa memberitakan Injil dan juga memenuhi kebutuhannya.
Jika
kita mau menarik sikap Paulus ini dalam konteks jemaat saat ini, kita akan
melihat betapa dalamnya sikap Paulus ini untuk kita teladani. Yang utama dan
terutama Firman Tuhan dinyatakan, bahwa hidup harus di sesuaikan dengan Firman
Tuhan.
Untuk
memenuhi kebutuhan hidup kita tentu kita akan bekerja, mengusahakan segala
materi yang kita butuhkan untuk kehidupan kita dan keluarga. Namun nas ini
mengingatkan kita, bahwa itu perlu dan itu penting, tetapi juga jangan menjadi
penghalang dan bukan tujuan utama hidup orang Kristen. Materi itu adalah
pendukung bukan tujuan.
Kita
harus dapat menyesuaikan diri kita kepada tujuan firman Tuhan, bukan sebaliknya
firman Tuhan kita sesuaikan dengan keadaan diri kita. – misalnya, jika minyak
kendaraan ada atau persembahan ada, maka aku akan pergi ke gereja, tetapi jika
minyak, uang persembahan tidak ada, maka aku tidak pergi ke gereja. Ini artinya
kita firman Tuhan kita sesuaikan dengan keadaan diri kita. Namun jika kita
menyesuaikan diri kepada firman Tuhan, ada atau tidak ada minyak atau uang
persembahan niat kita untuk ke gereja tidak akan surut karena kita akan
usahakan bagaimana caranya agar aku dapat beribadah kepada Tuhan.
Inilah
yang kita lihat di ayat 9, Paulus berusaha “siang dan malam” supaya pekerjaan
pemberitaan Injil tidak terkendala. Maka di sela-sela pemberitaan Injil, dia
juga bekerja sebagai pembuat tenda. Maka kita di ingatkan, yang benar-benar menjadi
berkat adalah ketika usaha dan hasil jerih payah yang kita lakukan adalah untuk
kemuliaan nama Tuhan, ketika kita mengusahakan kehidupan ini hanya untuk
kemajuan iman kita. Berkat itu bukan karena banyaknya yang kita miliki, tetapi
berapa banyak kita gunakan sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Membangun hidup di atas Firman Tuhan
Dari
ayat 13, kita dapat melihat bagaimana sikap jemaat Tessalonika dalam menerima
Firman Tuhan. Rasul Paulus bersyukur atas penerimaan mereka terhadap Firman
Tuhan dengan tulus. Walaupun yang memberitakan Injil itu manusia, namun mereka
menerima dengan tulus dan berharga sebagai firman Allah.
Jika
firman Tuhan kita terima seperti seorang yang lapar dan haus, maka firman Tuhan
benar-benar bekerja dalam diri kita. Firman Tuhan akan berdampak dalam
kehidupan orang yang percaya ketika kita menerima dengan penuh kesungguhan dan
ketulusan. Kemurnian dari niat kita menerima firman Tuhan tidak akan
terpengaruh tentang siapa yang menyampaikan dan seperti apa cara
penyampaiannya, namun kita akan bersungguh-sungguh dengan tuntunan Roh Kudus
menemukan sapaan Firman Tuhan untuk kita hidupi.
No comments:
Post a Comment