Laman

Monday, October 30, 2017

1 Tesalonika 2:9-13 | Kesungguhan Hidup Bagi Tuhan



Bacaan Firman Tuhan: 1 Tesalonika 2: 9-13
Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu. Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.


Melalui nas ini, kita di ajak untuk meneladani pekerjaan pemberitaan Injil rasul Paulus dan juga respon jemaat menerima Injil yang diberitakan oleh rasul. Ada dua poin besar yang dapat kita tarik dari nas ini:

1.      Semangat dan kerja keras oleh karena Tuhan
Dalam nas ini kita di perlihatkan bagaimana Paulus dalam memberitakan Injil tidak pernah putus asa, mengeluh dan kehilangan semangat karena masalah “materi” untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun Paulus tidak mendapatkan “upah” dalam tugasnya sebagai rasul untuk kebutuhan hidupnya, namun tidak menyurutkan semangatnya dalam memberitakan Injil. Dia bekerja keras “siang dan malam” untuk bisa memberitakan Injil dan juga memenuhi kebutuhannya.

Jika kita mau menarik sikap Paulus ini dalam konteks jemaat saat ini, kita akan melihat betapa dalamnya sikap Paulus ini untuk kita teladani. Yang utama dan terutama Firman Tuhan dinyatakan, bahwa hidup harus di sesuaikan dengan Firman Tuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup kita tentu kita akan bekerja, mengusahakan segala materi yang kita butuhkan untuk kehidupan kita dan keluarga. Namun nas ini mengingatkan kita, bahwa itu perlu dan itu penting, tetapi juga jangan menjadi penghalang dan bukan tujuan utama hidup orang Kristen. Materi itu adalah pendukung bukan tujuan.

Kita harus dapat menyesuaikan diri kita kepada tujuan firman Tuhan, bukan sebaliknya firman Tuhan kita sesuaikan dengan keadaan diri kita. – misalnya, jika minyak kendaraan ada atau persembahan ada, maka aku akan pergi ke gereja, tetapi jika minyak, uang persembahan tidak ada, maka aku tidak pergi ke gereja. Ini artinya kita firman Tuhan kita sesuaikan dengan keadaan diri kita. Namun jika kita menyesuaikan diri kepada firman Tuhan, ada atau tidak ada minyak atau uang persembahan niat kita untuk ke gereja tidak akan surut karena kita akan usahakan bagaimana caranya agar aku dapat beribadah kepada Tuhan.

Inilah yang kita lihat di ayat 9, Paulus berusaha “siang dan malam” supaya pekerjaan pemberitaan Injil tidak terkendala. Maka di sela-sela pemberitaan Injil, dia juga bekerja sebagai pembuat tenda. Maka kita di ingatkan, yang benar-benar menjadi berkat adalah ketika usaha dan hasil jerih payah yang kita lakukan adalah untuk kemuliaan nama Tuhan, ketika kita mengusahakan kehidupan ini hanya untuk kemajuan iman kita. Berkat itu bukan karena banyaknya yang kita miliki, tetapi berapa banyak kita gunakan sesuai dengan kehendak Tuhan.

2.      Membangun hidup di atas Firman Tuhan
Dari ayat 13, kita dapat melihat bagaimana sikap jemaat Tessalonika dalam menerima Firman Tuhan. Rasul Paulus bersyukur atas penerimaan mereka terhadap Firman Tuhan dengan tulus. Walaupun yang memberitakan Injil itu manusia, namun mereka menerima dengan tulus dan berharga sebagai firman Allah.

Jika firman Tuhan kita terima seperti seorang yang lapar dan haus, maka firman Tuhan benar-benar bekerja dalam diri kita. Firman Tuhan akan berdampak dalam kehidupan orang yang percaya ketika kita menerima dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Kemurnian dari niat kita menerima firman Tuhan tidak akan terpengaruh tentang siapa yang menyampaikan dan seperti apa cara penyampaiannya, namun kita akan bersungguh-sungguh dengan tuntunan Roh Kudus menemukan sapaan Firman Tuhan untuk kita hidupi.

No comments:

Post a Comment