Laman

Wednesday, August 16, 2017

Matius 15: 21-28 | Perempuan Kanaan Yang Percaya



Bacaan Firman Tuhan: Matius 15: 21-28
Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Jika sekilas kita membaca ucapan Yesus kepada perempuan Kanaan itu, apalagi jika hubungkan dengan budaya ketimuran kita, yang mengatakan: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”. Mungkin kita akan tersinggung jika dikatakan kita “anjing”. 
 
Ternyata perempuan itu tidak memperlihatkan sikap ketersinggungan, justru yang terjadi perempuan itu menanggapi dengan kepercayaan kepada kuasa Yesus "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya"
 
Sehingga kita juga tidak langsung berpikiran yang aneh menanggapi ucapan Yesus ini. Sebab Yesus membaca situasi yang terjadi ketika itu, sebab Yesus berada pada posisi di rumah yang mungkin adalah rumah seorang Yahudi, sementara yang datang meminta kesembuhan itu adalah seorang perempuan dari kebudayaan Yunani yang bagi orang Yahudi adalah bangsa kafir.

Bagi orang Yahudi kata “anjing” adalah pemakaian kata untuk merujuk pada orang kafir, sementara bagi orang Yunani, kata “anjing” tidaklah selalu bermakna negatif, namun bagi mereka kata itu merujuk pada makna kesayangan (sebagaimana menyayangi binatang peliharaan).

Sebagaimana amanat agung Tuhan Yesus “kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1:8). Berita keselamatan dari Yesus adalah untuk seluruh manusia, bukan hanya kepada orang Israel saja. Namun ketika kedatangan perempuan itu, Yesus ingin menyatakan bahwa belum datang waktunya berita itu sampai kepada bangsa lain. 

Namun demikian, Yesus melihat kepercayaan perempuan itu, walaupun saatnya belum tiba tetapi imannya sanggup menembus batas-batas kemanusiaan (bangsa, adat). Kepercayaannya kepada kuasa Yesus yang tak akan dapat dihalangi dan dibatasi, bahwa segala sesuatunya mungkin bagi Allah. Kelebihan dari perempuan itu adalah kemampuannya memahami ucapan/perkataan Yesus bukan seperti orang Farisi dan ahli taurat yang keras kepala dalam kebodohannya.

Sebagaimana pergumulan si ibu ini atas penyakit anak perempuannya, demikian juga banyaknya para orangtua saat ini yang bergumul akan roh-roh dunia yang merasuki hidup generasi muda saat ini. Kenakalan remaja, pergaulan bebas, seks bebas, narkoba dan juga kemajuan teknologi yang terus berkembang yang membawa generasi-generasi “anti sosial”.

Kita belajar dari ibu ini, yang dengan kesungguhan mau mempercayakan hidup anaknya kepada Yesus. Anak-anak kita butuh Tuhan Yesus, mereka butuh perlindungan Tuhan Yesus dan hanya Tuhan Yesus yang dapat menyembuhkan mereka dari kuasa roh-roh dunia yang merusak masa depan anak-anak kita. 

No comments:

Post a Comment