Laman

Wednesday, March 15, 2017

Yohanes 4: 5-26 | Yesus Air Kehidupan



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 4: 5-26
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria ini memperlihatkan sikap Yesus yang tidak sejalan dengan tradisi-tradisi ketika itu.  Pertama, orang Yahudi yang menghindari kontak langsung dengan orang Samaria yang dianggap rendah, sehingga kebiasaan orang Yahudi akan mencari jalan yang lebih panjang daripada melintasi daerah Samaria, namun tidak demikian dengan Yesus. Kedua, Yesus bercakap-cakap dengan seorang perempuan, dan lagi terungkap bahwa kehidupan kesusilaan perempuan Samaria itu sangat bobrok yang penuh aib dan dosa.

Kemudian kita juga dapat menangkap fakta-fakta menarik dari percakapan itu, diantaranya: Pertama, Yesus mengungkapkan kasihNya yang besar tidak hanya kepada orang Yahudi, namun Yesus telah keluar dari komunitas orang-orang Yahudi. Kedua, kepada seorang perempuan Samaria Tuhan Yesus telah menyingkapkan rahasia yang begitu besar bagi dunia ini bahwa Yesus telah menyatakan diriNya “Aku adalah Mesias”, “ego eimi” = Akulah Dia (ay. 26).

Jika di awal percakapan, kelihatannya Yesuslah yang membutuhkan air, namun percakapan itu berlanjut hingga memutar keadaan menjadi perempuan Samaria itu yang meminta air kepada Yesus. Yang walaupun kenyataan air yang diminta Yesus berbeda dengan air yang hendak diberinya, dan sebaliknya air yang hendak diberi perempuan Samaria itu berbeda dengan air yang hendak dimintanya.

Permintaan Yesus untuk meminum air adalah keterbukaanNya untuk menyatakan pemberian Tuhan. Itulah sebabnya Yesus mempertegas permintaanNya itu dengan mengatakan “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” (ay.10). Maka disini kita dapat melihat bagaimana Yesus tahu bahwa perempuan itu membutuhkan Dia. Kehidupan perempuan itu yang bisa dikatakan sudah dehidrasi, sumur Yakub tidak akan dapat memuaskan dahaganya. Perempuan itu memerlukan air hidup dari Tuhan Yesus.

Disinilah terlihat bagaimana kita memiliki Allah meyatakan diriNya kepada kita, bahwa Dia adalah Tuhan menyatakan diriNya, Tuhan yang menyatakan kasihNya yang besar (Yoh. 3:16), Tuhan yang berjuang untuk keselamatan umatNya, Tuhan yang setia akan kasihNya. Allah yang datang dengan pertolongan dan keperdulianNya kepada kita. Ada banyak pergumulan, perjuangan, tantangan hidup yang secara beruntun harus kita hadapi membuat kita haus dan dahaga. Menjalani kehidupan ini, kita membutuhkan air hidup yaitu Yesus Kristus. Air yang selalu mengalir tiada henti memuaskan jiwa kita. Kasih karunia Tuhan Yesus berlimpah-limpah kekayaan untuk kita nikmati dalam hidup ini (Ef. 2:7).

Tuhan tahu apa yang menjadi kebutuhan, keluhan dan pergumulan kita. Tuhan yang mendatangi kita, Tuhan sudah memulai bercakap-cakap dengan kita, Dia yang telah mengawali pembicaraan dengan kita, dari kayu salib Dia telah menyatakan kasihNya yang besar kepada kita dan teruslah berbicara kepadaNya. Dia tidak akan tertidur mendengar kita, tidak akan bosan-bosannya Dia menemani kita. Bercakap-cakaplah terus dengan Dia, maka air hidup itu akan terus mengalir dalam dirimu. 

Inilah persekutuan yang sejati dengan Allah, menyembah di dalam Roh dan kebenaran. Dari situ akan mengalir air kehidupan. Penyembahan kepada Tuhan itu bukan dengan sesajen, bukan juga dengan kemunafikan yang hanya ‘sok kenal Tuhan’ hanya tampilan luar saja. Tetapi penyembahan yang benar itu adalah menghidupi kebenaran Tuhan dan hidup bersama Tuhan (Oknum Roh). Tidak ada sedetik pun kehidupan yang kita jalani di luar dari rangkaian percakapan dengan Tuhan.

    

No comments:

Post a Comment