Bacaan
Firman Tuhan: Yohanes 4: 5-26
Jawab
Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi
barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal."
Percakapan Yesus dengan
perempuan Samaria ini memperlihatkan sikap Yesus yang tidak sejalan dengan tradisi-tradisi
ketika itu. Pertama, orang Yahudi yang menghindari kontak langsung dengan orang
Samaria yang dianggap rendah, sehingga kebiasaan orang Yahudi akan mencari
jalan yang lebih panjang daripada melintasi daerah Samaria, namun tidak
demikian dengan Yesus. Kedua, Yesus
bercakap-cakap dengan seorang perempuan, dan lagi terungkap bahwa kehidupan
kesusilaan perempuan Samaria itu sangat bobrok yang penuh aib dan dosa.
Kemudian kita juga dapat
menangkap fakta-fakta menarik dari percakapan itu, diantaranya: Pertama, Yesus mengungkapkan kasihNya
yang besar tidak hanya kepada orang Yahudi, namun Yesus telah keluar dari
komunitas orang-orang Yahudi. Kedua,
kepada seorang perempuan Samaria Tuhan Yesus telah menyingkapkan rahasia yang
begitu besar bagi dunia ini bahwa Yesus telah menyatakan diriNya “Aku adalah
Mesias”, “ego eimi” = Akulah Dia (ay. 26).
Jika di awal percakapan,
kelihatannya Yesuslah yang membutuhkan air, namun percakapan itu berlanjut hingga
memutar keadaan menjadi perempuan Samaria itu yang meminta air kepada Yesus. Yang
walaupun kenyataan air yang diminta Yesus berbeda dengan air yang hendak
diberinya, dan sebaliknya air yang hendak diberi perempuan Samaria itu berbeda
dengan air yang hendak dimintanya.
Permintaan Yesus untuk
meminum air adalah keterbukaanNya untuk menyatakan pemberian Tuhan. Itulah sebabnya
Yesus mempertegas permintaanNya itu dengan mengatakan “Jikalau engkau tahu tentang
karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum!
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air
hidup.” (ay.10). Maka disini kita dapat melihat bagaimana Yesus tahu
bahwa perempuan itu membutuhkan Dia. Kehidupan perempuan itu yang bisa dikatakan
sudah dehidrasi, sumur Yakub tidak akan dapat memuaskan dahaganya. Perempuan itu
memerlukan air hidup dari Tuhan Yesus.
Disinilah terlihat
bagaimana kita memiliki Allah meyatakan diriNya kepada kita, bahwa Dia adalah
Tuhan menyatakan diriNya, Tuhan yang menyatakan kasihNya yang besar (Yoh.
3:16), Tuhan yang berjuang untuk keselamatan umatNya, Tuhan yang setia akan
kasihNya. Allah yang datang dengan pertolongan dan keperdulianNya kepada kita. Ada
banyak pergumulan, perjuangan, tantangan hidup yang secara beruntun harus kita
hadapi membuat kita haus dan dahaga. Menjalani kehidupan ini, kita membutuhkan
air hidup yaitu Yesus Kristus. Air yang selalu mengalir tiada henti memuaskan
jiwa kita. Kasih karunia Tuhan Yesus berlimpah-limpah kekayaan untuk kita
nikmati dalam hidup ini (Ef. 2:7).
Tuhan tahu apa yang
menjadi kebutuhan, keluhan dan pergumulan kita. Tuhan yang mendatangi kita, Tuhan
sudah memulai bercakap-cakap dengan kita, Dia yang telah mengawali pembicaraan dengan
kita, dari kayu salib Dia telah menyatakan kasihNya yang besar kepada kita dan
teruslah berbicara kepadaNya. Dia tidak akan tertidur mendengar kita, tidak
akan bosan-bosannya Dia menemani kita. Bercakap-cakaplah terus dengan Dia, maka
air hidup itu akan terus mengalir dalam dirimu.
Inilah persekutuan yang
sejati dengan Allah, menyembah di dalam Roh dan kebenaran. Dari situ akan
mengalir air kehidupan. Penyembahan kepada Tuhan itu bukan dengan sesajen,
bukan juga dengan kemunafikan yang hanya ‘sok
kenal Tuhan’ hanya tampilan luar saja. Tetapi penyembahan yang benar itu
adalah menghidupi kebenaran Tuhan dan hidup bersama Tuhan (Oknum Roh). Tidak ada
sedetik pun kehidupan yang kita jalani di luar dari rangkaian percakapan dengan
Tuhan.
No comments:
Post a Comment