Laman

Wednesday, November 16, 2016

2 Samuel 22: 21-31 | Konsekuensi Setiap Perbuatan

Bacaan Firman Tuhan: 2 Samuel 22: 21-31; Mazmur 18: 21-31
Karena Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok. Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.

Dalam perjalanan kehidupan Daud, banyak hal yang telah terjadi dan yang di laluinya, ada suka dan duka. Daud menuangkannya dalam sebuah syair lagu dan nas firman Tuhan buat kita saat ini adalah bahagian dari nyanyiannya itu. Kita bisa belajar dari pengalaman kehidupan Daud tentang bagaimana dia menjalani kehidupannya bersama kuasa Tuhan.

Aturan dan janji Tuhan adalah ibarat dua sisi uang koin yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Itulah yang hendak di sampaikan pada kita saat ini. Sehingga Daud tidaklah hendak memperlihatkan ataupun ingin meninggikan kesalehannya seperti orang Farisi (tetap mengikuti jalan Tuhan; segala hukum-Nya aku perhatikan; aku berlaku tidak bercela; menjaga diri dari kesalahan), tetapi maksud dari Daud adalah segala perbuatannya yang mengikuti aturan Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Sebagaimana dikatakan di ayat 25 “Karena itu Tuhan membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku di depan mata-Nya”.

Setiap perbuatan akan mendapatkan konsikuensi, akan selalu ada buah dari setiap perbuatan (ayat 25-28), tergantung yang diperbuatnya itu benar atau salah. Ada hukuman dan ada pula janji berkat Tuhan, hal ini tidak akan pernah berlalu dari kehidupan manusia.

Namun jika kita melihat dan mendalami bagaimana perjalanan kehidupan Daud, kita akan menemukan bahwa apa yang menjadi janji berkat Tuhan itu tidaklah dengan begitu saja tersaji di hadapan Daud. Dia harus menempuh jalan yang sulit penuh dengan penderitaan dan pergumulan, namun Daud diakhirnya dapat menyadari bagaimana peran serta Tuhan yang begitu besar atas hidupnya.

Dikatakan di ayat 29-30 “Karena Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok”. Jelas terlihat disini bahwa Daud harus menghadapi berbagai tekanan hidup dan berusaha keluar dari penderitaannya. Namun hal yang menarik dari kesaksiannya itu dikatakan “Engkaulah pelitaku….dengan Allahku aku berani.” Hidup di dalam aturan Tuhan bukan artinya kita terlepas dari berbagai pergumulan hidup, tetapi karena kita menjalaninya bersama Tuhan semua pergumulan itu dapat kita lalui.

Daud memberikan kesaksian pada kita tentang karakter Tuhan dengan teguh memegang janji-Nya. Apa yang menjadi janji-Nya pasti akan terpenuhi. Dalam ayat 31 di tekankan bahwa “sabda Tuhan itu murni”. Apa yang Dia katakan pasti akan digenapi-Nya. Ibarat emas yang murni ataupun anggur yang murni, tanpa ada setetes pun kotoran atau campuran lainnya masuk. Apa yang menjadi hak seorang yang hidup dalam aturan Tuhan pasti akan diberikan oleh Tuhan tanpa ada sedikit pun yang kurang.

Itulah sebabnya dikatakan bahwa jalan-Nya sempurna. Tuhan bukan memberikan kepada kita janji-janji yang kosong maupun memberi ‘sedikit’ dari janji-Nya. Tetapi apa yang patut di terima seorang yang hidup dari percaya kepada Tuhan pasti akan diterimanya dengan sempurna. Bahkan di dalam Efesus 3: 20 di katakan disitu “Dia dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan”. Maka setiap apapun sikap dan tindakan yang akan kita lakukan dalam kehidupan ini akan menuai buahnya masing-masing, apakah buah itu busuk atau manis tergantung pilihan kita.

  

No comments:

Post a Comment