Laman

Tuesday, June 28, 2016

Yesaya 66: 10-14 | Kasih Tuhan seperti kasih Ibu



Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 66: 10-14
“Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu”
Bagi kita yang dapat memahami bagaimana kasih dan perjuangan seorang ibu sejak dari kandungan hingga saat ini. Demikianlah saat ini kita dapat melihat bagaimana Allah menyatakan diriNya seperti seorang ibu terhadap anaknya. Sebagaimana kita berasal dari Dia, maka Dia menyatakan kasihNya yang dalam atas diri kita. Memberikan kita minum, dibelai dipangkuanNya, dihibur.

Seperti kedamaian seorang anak di pangkuan ibunya akan tercipta kembali atas hidup umat yang datang kepadaNya. Keselamatan yang akan mengalir seperti air yang mengalir di sungai dan kekayaan seperti batang air yang meluap.

Jika seorang anak mederita, maka seorang ibu jauh lebih menderita lagi melihat penderitaan anaknya. Demikianlah Allah yang jauh lebih menderita melihat umatNya yang menderita. Tetapi Allah tidak hanya turut merasakan penderitaan umatNya tetapi padaNya ada kuasa untuk mengangkat kembali umatNya dari dukacita menjadi sukacita.

Tuhan tidak lari dari penderitaan umatNya, sebaliknya Dia datang untuk menjamah, melihat, merasakan, menyembuhkan dan memberikan keselamatan bagi semua orang dengan mengorbankan AnakNya yang tunggal. Maka kebesaran kasih Allah kepada umatNya tidak perlu untuk dipertanyakan ataupun diragukan lagi.

Jika umat Israel kembali dari Babel ke Yerusalem dan mendapati kehancuran, semua harus di mulai dari dasar. Bagaimana mereka akan menghadapi masa-masa sulit tanpa ada petolongan. Namun Tuhan meyakinkankan umatNya bahwa Tuhan ada bersama dengan mereka. 

“Bersukacitalah...dan bergiranglah segirang-girangnya” menghadapi segala persoalan hidupmu jika ingin merasakan betapa nikmatnya berada dalam palungan Tuhan yang penuh dengan kasih. Jangan lihat beratnya kondisi hidup, jangan lihat bagaimana kemampuanmu menghadapinya, tetapi lihatlah betapa besarnya kasih Allah bagai kita, dan bagaimana rencana Tuhan yang indah bagi masa depan kita.

1 comment: