Bacaan
Firman Tuhan: 2 Samuel 12: 1-16
“Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan
Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau
tidak akan mati”
Diibaratkan dengan
undang-undang dipengadilan maka dapat dikatakan Daud sudah terkena pasal
berlapis yakni Zinah, dusta dan pembunuhan berencana. Dosa yang diperbuat oleh
Daud dengan sangat lihai dia tutupi justru untuk menaikkan reputasinya yakni
dengan memperkenalkan diri sebagai raja yang baik dan bijaksana karena mau
menjadikan Betsyeba menjadi istrinya. Padahal dibalik duka betsyeba ada Daud
yang telah dikuasai hawa nafsunya membuat pembunuhan berencana dengan
menempatkan Uria suami Betsyeba dibarisan depan supaya mati dengan pedang bani
Amon.
Daud telah melakukan kejahatan
yang terselubung di atas wibawa dan kekuasaannya sebagai raja. Orang lain
melihat Daud sebagai raja yang baik hati karena memperdulikan istri Uria yang
ditinggal mati, namun Tuhan mengetahui maksud, pikiran dan rencana Daud yang
busuk itu.
Tuhan bertindak atas dosa Daud
melalui nabi Natan. Bahwa betapa bodohnya perbuatannya itu, semua telah
diperoleh Daud (ay.8) harta, kuasa, kekayaan dan bahkan istri-istri. Namun
kebaikan Tuhan atas dirinya telah dihianati dengan melakukan apa yang jahat
dimata Tuhan.
Jika kita membawa kasus yang
diperbuat Daud ini ke ‘meja hijau’ kemungkinan besar Daud akan menerima hukuman
mati. Namun kita dapat melihat akhir dari kisah ini bahwa Daud memperlihatkan
pertobatan yang tulus dan penuh penyesalan kepada Tuhan.
Analogi yang dipakai oleh Natan
untuk menegur dosa Daud memperlihatkan sikap seorang yang menari di atas
penderitaan orang lain. Dia telah memiliki segala-galanya, namun ia harus
merampas sesuatu yang menjadi tumpuan hidupnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh
Tuhan Yesus hukum yang utama dan yang terutama , “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan juga Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri” sama sekali tidak tercermin dalam sikap Daud.
Kasih adalah penyataan diri
Tuhan dalam kehidupan ini. Tuhan menyatakan diriNya kepada kita adalah untuk
kebaikan manusia, sebagaimana kasih Tuhan yang telah dinyatakanNya di kayu
salib. Maka ketika kita melupakan kasih Tuhan dalam kehidupan kita, bagaimana
mungkin kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi dan
juga mengasihi sesama manusia. Dari sinilah celah masuknya dosa, yaitu ketika
kita lupa ataupun tidak menyadari betapa besar kasih Tuhan kepada kita.
Sebagaimana yang dituliskan
oleh Paulus dalam 1 Tesalonika 5: 18 “Mengucapsyukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus
bagi kamu”. Semakin kita tahu untuk mengenal betapa dalamNya kasih Tuhan
yang telah dicurahkanNya bagi kita, maka hidup kita akan terkunci oleh keinginan
godaan dosa.
Jika kita mengetahui dan
mengakui kebaikan Tuhan bagi kita, masakan kita mau untuk melukai hati Tuhan. Jika
seorang anak tahu bagaimana kasih orangtuanya yang besar bagi dirinya, masakan
ia mau melukai hati orangtuanya. Berlimpah kuasa, kekayaan dan kehormatan
diberikan oleh Tuhan bahkan apapun yang ia butuhkan akan Tuhan berikan
kepadanya, namun Daud tidak melihat itu semua dan mensyukurinya, maka
terbukalah celah untuk tergoda melakukan dosa.
Setelah Daud berdosa, Tuhan
menegurnya atas dosa yang telah diperbuat. Kita dapat menyaksikan proses
pemulihan atas diri Daud terjadi. Sekali lagi kita akan melihat bagaimana kasih
Tuhan atas Daud. Pemulihan atas jiwa yang remuk oleh dosa dilakukan oleh Tuhan
ketika Daud menerima teguran dan mau untuk mengakui kesalahannya.
Tidak ada yang bisa kita
sembunyikan dari hadapan Tuhan, akibat dosa adalah maut. Namun kasih Tuhan
adalah kekal. Selayaknya Daud harus menerima kematian akibat dari dosanya,
namun kasih Tuhan menjadi penyembuh baginya ketika ada keterbukaan darinya
untuk menyesali dosanya dengan tulus dan penuh dengan kerendahan hati.
Tuhan mengasihi kita dengan segala
berkat yang berlimpah dalam kehidupan kita juga kasihNya yang mau untuk
memulihkan kita dari dosa yang kita perbuat terhadap Tuhan haruslah kita respon
dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati dengan selalu bersyukur atas
kebaikan Tuhan dan pengorbananNya untuk keselamatan kita.
No comments:
Post a Comment