Bacaan
Firman Tuhan: Yeremia 3: 11-18
“Segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat” – Yeremia 3: 17
Dalam nas ini kita
diberitahukan tentang apa yang terjadi dalam hidup umat Israel (Israel Selatan –
Yehuda). Dosa yang telah menjadi kebiasaan, tidak ada rasa takut untuk
melakukan dosa. Umat Israel telah melakukan “perselingkuhan rohani”, mereka
selalu menyebut diri sebagai umat Allah tetapi nyatanya hatinya telah jauh dari
Tuhan.
Inilah sebabnya Tuhan
mengatakan: “Kembalilah….akuilah kesalahanmu…” (ay. 12-13). Bahwa Tuhan mau
mengampuni kesalahan mereka dan tidak akan menghukum mereka sebagaimana yang
telah terjadi dengan saudaranya Israel Utara.
Kita diajar, bahwa yang
dikatakan dengan umat Allah tidak hanya pada nama, tetapi yang disebut dengan
umat Allah adalah yang mau memberikan hati, perbuatannya diarahkan oleh Tuhan. Sebab
Firman Tuhan mengatakan dalam nas ini, bahwa Ia akan mengumpulkan dari setiap
tempat dan bangsa orang-orang yang mau memberikan hidupnya diarahkan oleh Tuhan
(ay. 17).
Sampai saat ini, kita
telah mengenal keselamatan dari Tuhan itu melalui Yesus Kristus, dengan
penderitaan dan kematianNya untuk menebus manusia dari kuasa dosa. Kita menerima
keselamatan dari Tuhan ketika kita mau mengakui diri sebagai orang yang berdosa
dan yang mau meninggalkan dosa melalui tuntunan penebusan Yesus Kristus.
Kita telah diangkat
menjadi umat Allah yang kudus, yang diselamatkan dari kuasa perhambaan dosa
menjadi hamba kebenaran. Tetapi muncul pertanyaan, kenapa masih ada orang Kristen
yang melakukan dosa, sementara dikatakan bahwa yang percaya itu telah
dihapuskan dosanya?
Firman Tuhan bagi kita
saat ini mengingatkan pada kita bahwa tabiat dosa itu masih ada dalam hidup
kita, bahwa kita bisa saja jatuh melakukan dosa, namun sebagai orang-orang yang
telah dimerdekakan dari dosa, kita telah memiliki identitas dan kekuatan bukan
sebagai hamba dosa, selama kita masih memiliki rasa takut melakukan dosa,
selama masih ada sikap untuk mengakui dan memohon pengampunan dosa.
Inilah yang mau
disampaikan pada kita, bahwa Tuhan telah memberikan kepada kita kekuatan dan
kuasaNya untuk melawan kuasa dosa supaya kita tidak diperhamba. Jika kita
terjatuh, Tuhan masih memberikan kesempatan untuk bangkit kembali. Yang penting
dari dalam diri kita memiliki kesadaran bahwa kita telah mati untuk dosa dan
hidup untuk Tuhan.
Ada ilustrasi yang
pernah disampaikan oleh Pdt.L.Z.Raprap dalam buku kumpulan khotbahnya yang
mengibaratkan dosa itu seperti kekuatan terakhir ayam yang dipotong. Kalau kita
pernah memotong ayam, pastinya kita akan memegang ayam itu seerat-eratnya
bahkan mungkin perlu dua orang. Sebab kita akan merasakan bagaimana kekuatan
ayam diujung nafas terakhirnya. Jika sempat terlepas sepertinya kita telah
melakukan kekejaman terhadap binatang.
Tuhan Yesus telah
mematahkan dan mematikan kuasa dosa. Namun jika kita melihat kehidupan
akhir-akhir ini, semakin banyaknya kejahatan dan perbuatan dosa-dosa, sudah
banyak orang yang tidak lagi takut untuk melakukan dosa, Maka dapat kita katakan bahwa semua yang
terjadi ini ujung nafas terakhir dari dosa yang begitu kuatnya. Tetapi itu
adalah penghabisan kekuatannya yang akan berakhir. Sehingga bagaimanapun
kekuatan dari dosa itu harus mampu sekuat tenaga untuk kita lawan, berpeganglah
teguh pada iman dan pengharapan.
Amiin...
ReplyDelete