Laman

Monday, September 29, 2014

Perumpamaan Tentang Orang-orang Upahan di Kebun Anggur



Bacaan Firman Tuhan: Matius 20:1-16
Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus mengisahkan orang-orang upahan yang bekerja lebih awal bersungut-sungut dan merasa tuan pemilik tanah tidak adil. Sebab pekerja yang memulai bekerja pagi-pagi benar, jam 9 pagi, 12 siang, 3 sore dan 5 sore mendapatkan bagian yang sama, yakni 1 Dinar. 


Perumpamaan ini ingin menjelaskan bahwa manusia yang belum memahami kasih kemurahan Tuhan akan sulit menerima ajaran Tuhan Yesus. Sebab kita tidak akan menemukan titik temu antara hal kerajaan sorga dengan keinginan-keinginan manusia yang telah dikuasai oleh dosa. Seperti firman Tuhan Yesus “Tidak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan” (Mat. 6:24). Sebab itu, bagaimana mungkin kita melakukan ajaran Tuhan Yesus jika kita memulai dari keinginan maupun pikiran kita sebagai manusia yang telah dicemari dosa.

Perumpamaan ini menggambarkan kemurahan Tuhan kepada manusia dengan memanggil setiap manusia untuk hidup dalam kerajaanNya. Tuhan mencari setiap jiwa yang bersedia dan selama waktu dan tempat masih ada. Seperti tuan pemilik tanah yang pergi mencari pekerja mulai dari pagi-pagi benar sampai matahari terbenam.


Jika ada pekerja yang menganggap bahwa pemilik tanah tidak adil dalam memberi upah, maka dalam perumpamaan ini telah dijelaskan bahwa upah yang diberikan bagi mereka yang bekerja sepenuhnya adalah kedaulatan pemilik tanah. Pekerja tidak memiliki hak untuk memprotes kemurahan dan kebaikan pemilik tanah, sebab upah 1 dinar adalah kesepakatan kepada pekerja yang bekerja lebih awal tadi telah terpenuhi. Maka sesungguhnya yang terjadi, bukan pemilik tanah yang tidak adil, tetapi pekerja yang lebih awal tadi yang memiliki sifat cemburu dan iri hati atas kebaikan pemilik kebun itu. 

Perumpamaan ini ingin menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah berhenti bekerja untuk terus mencari jiwa-jiwa yang mau untuk diselamatkan. Maka kita tidak memiliki hak untuk marah kepada Tuhan jika Ia menerima pertobatan orang berdosa yang telah menyakiti kita selama ini dan menganggap Tuhan tidak adil. 

Kita mengetahui bagaimana penderitaan yang dialami oleh orang-orang Kristen perdana atau Kristen mula-mula. Mereka mendapatkan banyak tantangan dalam mempertahankan iman mereka sampai harus dianiaya dan dibunuh. Jika dibandingkan dengan kita saat ini yang mungkin tidak lagi mengalami penderitaan seberat yang mereka rasakan. Namun dapatkah mereka protes kepada Tuhan dan menganggap Tuhan tidak adil? Mereka mengaku percaya dengan penuh penderitaan, sementara kita percaya kepada Tuhan tidak seberat yang mereka hadapi.

Hidup dalam perintah Tuhan Yesus menuntut spiritualitas yang lebih tinggi. Allah bekerja bukan seperti pikiran manusia, namun kita harus mampu memahami sifat Allah yang mengasihi manusia tanpa perbedaan. Tuhan mengasihi semua manusia ciptaanNya dan menginginkan agar diselamatkan selama matahari belum terbenam.

No comments:

Post a Comment