Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 55: 1-5; Efesus 2:4-9
Undangan keselamatan dari Tuhan
dinyatakan kepada umat Israel yang hidup dalam pembuangan untuk
dipulihkan oleh Tuhan dari penderitaan melalui kasih karunia Allah
kepada umatNya melalui gambaran akan pemberian makanan dan minuman
cuma-cuma yang dihidangkan dalam suatu perjamuan. (“Ayo,
hai semua orang yang haus marilah....yang tidak
mempunyai uang marilah....terimalah.....tanpa
bayaran!”).
Keselamatan Allah terbuka bagi mereka dan
keselamatan hanya ada pada Allah saja (“Mengapa kamu
membelanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, upah jerih payahmu
untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”). Keselamatan pada
hakikatnya hanya dapat diperoleh umatNya melalui kasih karunia Tuhan
sajalah.
Keselamatan itu dilakukan dengan
mengundang umatNya untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah dan
menerima berkat rohani yang akan memberikan kelegaan bagi hidup
mereka. Melalui nubuatan ini, Tuhan membuka pengampunan, persekutuan
dan berkat Tuhan atas kehidupan mereka. Tuhan memberi dan
menghidangkan makanan dengan cuma-cuma dalam persekutuan dalam Tuhan,
bahwa keselamatan itu hakikatnya adalah suatu anugerah yang berasal dari Tuhan semata dan hanya pada Tuhanlah keselamatan yang abadi.
Keselamatan yang dijanjikan bagi
umatNya akan datang melalui pendengaran akan FirmanNya:
“dengarkanlah, maka kamu akan hidup!”. Tuhan akan
memberikan anugerahNya dengan memberikan makanan dan minuman bagi
jiwa dan FirmanNya adalah kebaikan bagi hidup yang tidak terbatas
sampai kapan pun. Siapa yang haus dan lapar, datanglah kepada Tuhan,
sebab hanya pada Dia sajalah kita akan menerima segala yang baik
dalam kehidupan ini. (Mzm. 63:2,6; Yer.31:14; Yoh. 4:14; 7:37).
Tuhan tidak menginginkan kehidupan
manusia yang diciptakanNya itu berujung pada kesia-siaan. Yakni
kehidupan yang diperbudak oleh keselamatan yang sia-sia yang tidak
menyelamatkan jiwa mereka. Yakni sesuatu yang bukan roti dan sesuatu
yang tidak mengenyangkan (ay.2). Tuhan hendak menyelamatkan kehidupan
umatNya Israel dari keberdosaannya dan memberikan perjanjian abadi yang
akan memberikan kembali jalan kebenaran untuk memperoleh keselamatan.
Bahkan keselamatan itu pun tidak hanya kepada umatNya saja, tetapi
kepada semua suku-suku bangsa (ay.4).
Manusia membutuhkan keselamatan dari
Allah dan keselamatan itu telah dinyatakan melalui Yesus Kristus.
Satu-satunya jalan keselamatan hanya ada pada Tuhan Yesus yang telah
dinubuatkan sebelumnya (Yoh. 14:6; 3:16) dan Allah menyatakan
keselamatan itu adalah sebagai suatu anugerah melalui panggilan
pertobatan manusia dengan menerima keselamatan yang dinyatakan Tuhan
Yesus dalam kehidupan manusia.
Yesus adalah kehidupan bagi manusia
yang akan memberikan roti hidup dan air hidup dari sorga. Seperti
Firman Tuhan Yesus: “Akulah roti hidup, barangsiapa datang
kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa datang kepadaku
ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35). Tuhan mengundang kita
untuk memasuki rancangan-rancanganNya dan jalan-jalanNya yang indah
dan penuh sukacita yang tidak mampu dipikirkan oleh manusia (ay.
8-9).
Manusia dalam kehidupannya akan selalu berusaha semampunya untuk mencari kebutuhan fisiknya maupun kesenangan-kesenangan yang didambakannya, dengan bekerja semampunya maupun dengan giat belajar. Dengan harapan dengan jerih payahnya ia dapat membutuhan fisik dirinya bahkan mungkin keluarganya. Jika mungkin masih ada kelebihan dari jeripayahnya maka ia akan membeli kebutuhan yang lainnya sampai dengan menabung. Namun ketika kita membaca kitab Pengkhotbah dikatakan: "Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin" (Pengkhotbah 1:14). Menjadi pertanyaan adalah mengapa menjadi kesia-siaan? Setelah saya renungkan nas ini, bahwa sebanyak apapun yang kita makan hari ini, besok hari kita pasti akan lapar lagi, dan besok kita bekerja dan makan dan besoknya kembali lapar dan itulah yang akan kita lakukan sampai meninggal, dan apapun yang dapat kita kumpulkan dalam hidup ini tetap pada akhirnya kita akan tinggalkan ketika kita meninggal. Ini jugalah yang hendak disampaikan nas khotbah kita saat ini seperti yang tertulis dalam ayat 2 : "Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?"
Firman Tuhan bagi kita saat ini
mengingatkan kita bahwa pusat dan sumber kehidupan itu adalah Tuhan
Yesus saja. Ketika kita hidup dan bekerja di luar dari keselamatan
Tuhan, maka kita sedang menjalani hidup yang sia-sia yang menuju
kepada kebinasaan. Seperti perkataan Tuhan Yesus: "Manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar
dari mulut Allah” (Mat. 4:4). Banyak manusia yang berlelah
mencari kehidupan untuk mencari roti yang tidak mengenyangkan.
Namun Tuhan memanggil kita kepada keselamatanNya agar kita hidup dan
bekerja menerima roti dan air hidup dari sorga yaitu mendengar dan
melakukan FirmanNya.
Marilah kita datang kepada undanagan
keselamatan dari Tuhan untuk menerima anugerah pengampunan,
persekutuan yang kudus dan berkat-berkatNya yang melimpah yang
membawa kita pada kehidupan kekal. Bersama Tuhan kita akan
memenangkan hari-hari yang kita lalui, apapun permasalahan,
pergumulan, tantangan, cita-cita, harapan kita, jawabannya hanya ada
pada Tuhan kita Yesus Kristus.
Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapapun juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang
olehnya kita dapat diselamatkan.
Kisah Para Rasul 4:12
Copas (alinea 7, baris 5-6)
ReplyDeleteBanyak manusia yang berlelah mencari kehidupan untuk mencari roti yang tidak mengenyangkan hingga tiba pada suatu malam dia tidak lagi dapat berbuat apa-apa (Yoh.9:5).
Sepertinya salah ketik ayat Yoh 9:5 ?
Selebihnya saya terberkati setelah membaca khotbah ini.
Terima kasih, Shalom kaverim.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBacaan khotbah ini sangat menyegarkan dan bernas.
ReplyDeleteSemoga menjadi berkat bagi para pembacanya, penulis semakin berbuah dalam elayanan.
Amin