Laman

Wednesday, June 18, 2014

Yeremia 20:7-13 Tetap Setia Ditengah Tekanan

Renungan: Yeremia 20: 7-13 

Kisah yang menarik dari pemanggilan Yeremia bahwa ia telah dippanggil Tuhan menjadi seorang nabi sebelum ia dibetuk dalam rahim ibunya (Yer. 1:5). Tuhan memang benar-benar sudah mempersiapkan Yeremia menjadi seorang Nabi. Namun demikian bukan berarti Yeremia hidup tanpa tantangan dan kendala yang dihadapinya sebagai seorang nabi. Hal ini kita dapat melihat dari nas renungan kita ini, yang mana seakan-akan Yeremia hendak menggugat Allah mengapa dia harus dipanggil menjadi seorang nabi karena kesusahan dan tekanan yang dialaminya. Sampai dia menyatakan mengapa dia tidak dibunuh saja ketika masih dalam kandungan dan menyesalkan dia terlahir dari kandungan ibunya (ay. 17-18).



Yeremia telah memberikan dirinya menjadi Nabi, dan memberitakan Firman Tuhan, namun dia menjadi tertawaan, olok-olokan, dipandang rendah dan diintai-intai untuk menjatuhkan dirinya. Inilah keluh kesah Yeremia yang disampaikan kepada Tuhan. Yeremia merasakan hidup dalam sesuatu yang sulit: ketika ia mau meninggalkan pelayanannya hatinya menolak dan menderita tetapi ketika setia melayani, maka ia harus terus berhadapan dengan tekanan dan penderitaan dalam hidupnya.



Walaupun sepertinya Yeremia memperlihatkan keluhannya, namun terdapat kekuatan dalam kelemahannya itu yang membuatnya tetap setia dalam pelayanannya (bandingkan Matius 10:24-39):



Tuhan yang memanggil bukan manusia

Ini adalah kesaksian Yeremia yang 'tak dapat dibantah olehnya, sehingga kita dia meyakini bahwa panggilannya sebagai seorang nabi adalah dari Allah maka kepercayaannya teguh bahwa “Tuhan menyertainya seperti pahlawan yang gagah”. Di dalam kelemahan dan kesusahannya dalam pelayanan, dia tetap di topang dan dijagai oleh kuasa kebesaran Tuhan yang tetap memberikan kekuatan padanya.



Penderitaan yang dialaminya tidak sebanding dengan hukuman Allah

Seberat apapun kesusahannya dalam pelayanannya, namun Tuhan adalah adil yang akan memberikan penghukuman bagi mereka yang menolak Firman Tuhan. Yeremia percaya bahwa Allah melihat isi hati manusia. Tuhan yang akan membalaskan segala perbuatan orang-orang yang menolak Firman Tuhan dan utusanNya.



Untuk melakukan firman Tuhan bukanlah perkara yang mudah bila kita masih terikat akan keinginan daging, namun firman Tuhan pun pasti mampu kita lakukan ketika kita mau untuk menyerahkan diri kepada Tuhan.



Sebagai orang yang percaya kepada Kristus, kita dipanggil untuk menyatakan firman Tuhan dalam kehidupan kita. Apakah kita merasakan dilema antara mengikuti keinginan daging dan melakukan firman Tuhan? Hal-hal seperti ini bisa dapat dimaklumi, namun yang terpenting adalah hasil akhirnya, apakah mengikuti Firman Tuhan atau mengikuti keinginan daging? Tetapi kita belajar dari Nabi Yeremia bahwa ia tetap memilih panggilan Tuhan untuk menyatakan Firman Allah dalam kehidupannya.



Ada banyak orang kristen yang pada akhirnya memilih untuk mengikuti keinginan dagingnya, tidak mau ambil susah yang penting senang tanpa kendala dan menghiraukan Firman Tuhan. Mulai dari mencari jabatan, korupsi, pekerjaan yang melawan hukum sampai pada masalah-masalah sikap dan tindakan. Paling sering juga yang terjadi adalah masalah sikap dan tindakan terhadap orang lain, mungkin karena sakit hati dia lebih mengikuti keinginan dagingnya untuk membenci dan memusuhi, padahal Tuhan memanggil kita untuk mengasihi sesama kita walaupun kita harus dibenci.



Sehingga kita harus terus merenungkan ucapan Tuhan Yesus “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di Sorga. Tetapi barangsiapa yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di Sorga” (Mat. 10:32-33). Pengakuan itu bukan hanya kata-kata, namun pengakuan itu lebih dititikan pada pengakuan akan Firman Tuhan dalam sikap dan tindakan. Tuhan-lah yag menjadi kekuatan kita dalam melakukan dan menyatakan FirmanNya dalam hidup kita. Amin

No comments:

Post a Comment