Bacaan Firman Tuhan: Roma 6: 12-23
Anugerah Allah melalui Tuhan Yesus yang telah memberikan jalan kepada manusia untuk menerima keselamatan dari kuasa dosa. Manusia tidak aka pernah bisa lepas dari kutukan dosa yakni maut (ay.23) jika hanya dengan kekuatan dan kemampuannya. Keselamatan manusia itu hanya ada pada Tuhan Yesus (Yoh. 3:16). Namun demikian, Tuhan tidak memaksa manusia itu, yang pasti Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan: "Akulah jalan kebenaran dan hidup" (Yoh. 14:6). Tuhan memberikan pilihan kepada manusia itu mau percaya Dia atau tidak, dan Tuhan tidak memberikan kepada kita pilihan yang membingungkan, hanya ada dua pilihan, yaitu jalan hidup yang terburuk dan jalan hidup yang terbaik. Jika kita memilih jalan yang terbaik, maka kita juga harus mau menjadi pelaku Firman Tuhan.
Anugerah Allah melalui Tuhan Yesus yang telah memberikan jalan kepada manusia untuk menerima keselamatan dari kuasa dosa. Manusia tidak aka pernah bisa lepas dari kutukan dosa yakni maut (ay.23) jika hanya dengan kekuatan dan kemampuannya. Keselamatan manusia itu hanya ada pada Tuhan Yesus (Yoh. 3:16). Namun demikian, Tuhan tidak memaksa manusia itu, yang pasti Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan: "Akulah jalan kebenaran dan hidup" (Yoh. 14:6). Tuhan memberikan pilihan kepada manusia itu mau percaya Dia atau tidak, dan Tuhan tidak memberikan kepada kita pilihan yang membingungkan, hanya ada dua pilihan, yaitu jalan hidup yang terburuk dan jalan hidup yang terbaik. Jika kita memilih jalan yang terbaik, maka kita juga harus mau menjadi pelaku Firman Tuhan.
Melalui pengajaran Paulus ini, kita di ingatkan bahwa kita yang berada di bawah
kasih karunia Allah adalah yang telah dimerdekakan dari dosa dan
menjadi hamba kebenaran (ay.18). Yaitu yang telah menerima baptisan
dalam kematian dan kebagkitan Kristus (ay.4). Sehingga kematianNya
adalah kematian terhadap dosa, dan kebangkitanNya adalah kehidupan
bagi Allah (ay.10) dan kita telah disatukan di dalam kematian dan
kebangkitan Kristus (ay.5-6).
Kemerdekaan yang kita terima adalah kuasa dosa yang telah mati kuasanya atas tubuh kita melalui kematianNya, dan yang memberikan hidup baru dari Allah melalui kebangkitanNya. Kemerdekaan itu adalah kasih karunia Allah untuk menebus kita dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Karya penebusan Allah yang harus kita syukuri, sebab kita telah diletakkan pada jalur yang benar yaitu jalan kebenaran bukan lagi kepada jalan kematian sebagai akibat upah dosa.
Kemerdekaan yang kita terima adalah kuasa dosa yang telah mati kuasanya atas tubuh kita melalui kematianNya, dan yang memberikan hidup baru dari Allah melalui kebangkitanNya. Kemerdekaan itu adalah kasih karunia Allah untuk menebus kita dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Karya penebusan Allah yang harus kita syukuri, sebab kita telah diletakkan pada jalur yang benar yaitu jalan kebenaran bukan lagi kepada jalan kematian sebagai akibat upah dosa.
Paulus disini menyatakan
bagaimana kita sebagai orang-orang yang telah ditebus oleh Kristus
memiliki pandangan bahwa kita telah mati bagi dosa, dan kita hidup
untuk Allah (ay.11). Tuhan menebus kita supaya hidup merdeka, bebas
dari tekanan dan halangan untuk mencapai kebahagiaan dan sukacita
kita bersama Tuhan. Menjadi hamba Allah adalah menjadi orang bebas
yang benar-benar merdeka (1 Kor. 7:22) dan untuk menjadi merdeka
adalah dengan hidup dalam kebenaran melalui Yesus Kristus (Yoh. 8:
32, 36).
Sehingga bagaimana juga dalam kehidupan kita mampu menyadari bahwa kita bukanlah yang dulu lagi, bahwa saya yang suka berbohong, membenci, mencuri, menyakiti, yang mencari petunjuk dari dukun itu sudah mati, namun yang hidup sekarang adalah saya yang telah dikuduskan Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kebenaran.
Sehingga bagaimana juga dalam kehidupan kita mampu menyadari bahwa kita bukanlah yang dulu lagi, bahwa saya yang suka berbohong, membenci, mencuri, menyakiti, yang mencari petunjuk dari dukun itu sudah mati, namun yang hidup sekarang adalah saya yang telah dikuduskan Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kebenaran.
Pandangan hidup yang
menyadari bahwa kita telah mati bagi dosa dan menjadi hamba kebenaran
adalah hal yang harus kita pegang sepanjang hidup. Sebab kita yang
masih hidup dalam tubuh yang fana memungkinkan kita mau menuruti
keinginan dari dosa. Tubuh kita yang fana ini adalah senjata, menjadi
senjata kelaliman atau senjata kebenaran? Tetapi
seorang yang telah menjadi hamba kebenaran akan memakai tubuhnya
menjadi senjata kebenaran dengan tetap memegang pandangan hidup yang
telah mati bagi dosa.
Menjadi hamba kebenaran
bukanlah hal yang mudah, sebab iblis akan terus menarik kita menjadi
hambanya, sehingga kita juga harus tetap waspada dan berhati-hati. Jika kita telah menjadi hamba kebenaran, maka wapadalah dalam setiap perbuatan, perilaku dan juga hati-hati menanggapi setiap segala situasi, kondisi, perkataan orang lain ataupun perkataan yang akan kita sampaikan, sebab keyika kita lengah maka iblis akan memakainya untuk menarik kita menjadi hambanya.
Dalam 1 Petrus 5:8-11 dikatakan bahwa kita harus tetap sadar dan berjaga-jaga sebab "Lawanmu si Iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya". Sebagai hamba kebenaran kita memang harus siap menerima konsekuensi bahwa kita harus tetap mampu melawan iblis dan ini adalah bagian dari penderitaan terbesar kita sebagai pengikut Kristus (1 Ptr. 5:9). Namun demikian, Tuhan tidak membiarkan domba-domba yang telah dipanggil dan di selamatkanNya itu dapat direbut begitu saja oleh iblis, sebab Tuhan memperlengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita untuk mampu melawan dosa (1 Ptr. 5:10), yakni perlengkapan senjata Allah.
Perlengkapan Senjata Allah (Efesus 6: 13-18) itu adalah: Berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; pergunakanlah perisai iman, ketopong keselamatan dan pedang Roh yaitu firman Allah. Inilah perlengkapan senjata Allah yang mesti kita pergunakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam 1 Petrus 5:8-11 dikatakan bahwa kita harus tetap sadar dan berjaga-jaga sebab "Lawanmu si Iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya". Sebagai hamba kebenaran kita memang harus siap menerima konsekuensi bahwa kita harus tetap mampu melawan iblis dan ini adalah bagian dari penderitaan terbesar kita sebagai pengikut Kristus (1 Ptr. 5:9). Namun demikian, Tuhan tidak membiarkan domba-domba yang telah dipanggil dan di selamatkanNya itu dapat direbut begitu saja oleh iblis, sebab Tuhan memperlengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita untuk mampu melawan dosa (1 Ptr. 5:10), yakni perlengkapan senjata Allah.
Perlengkapan Senjata Allah (Efesus 6: 13-18) itu adalah: Berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; pergunakanlah perisai iman, ketopong keselamatan dan pedang Roh yaitu firman Allah. Inilah perlengkapan senjata Allah yang mesti kita pergunakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Keselamatan yang telah kita
terima dari Allah harus kita syukuri dan pertahankan supaya jangan
ada yang dapat mencabut itu dari kita. Untuk memperjuangkan
keselamatan itu, kita harus berbuat dan bertindak dan senantiasa
waspada, karena si jahat juga akan berusaha menarik kita menjadi
hambanya. Maka kedekatan dengan Allah adalah senjata yang harus kita
miliki baik melalui doa, perenungan Firman Tuhan dan yang utama
adalah mau melakukan Firman Tuhan, sebab strategi perang untuk
mampu mengalahkan kuasa dosa hanya ada pada Tuhan bukan pada pikiran
kita. Melawan dosa bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi jika kita mau melawan dengan pertolongan Tuhan pasti bisa.
terima kasih buat pelayanan rohani melalui media internetnya amang.
ReplyDelete