Laman

Wednesday, November 27, 2013

Pengharapan Membawa Keselamatan (Yesaya 2:1-5)

Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 2: 1-5
"Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Pernahkah kita berada di suatu tempat yang gelap? Salah satu yang pasti ketika kita berada dalam situasi kegelapan adalah Keterbatasan”. Ketika kita berada dalam kegelapan tanpa alat penerangan disitulah kita akan menyadari bahwa sesungguhnya kita bukanlah manusia yang sempurna.

Ketika berada dalam situasi yang gelap: jarak pandang yang terbatas; mau melangkah menjadi ragu-ragu, was-was, kawatir kalau-kalau nanti jatuh tersandung; pikiran juga bisa terbatas, jangan-jangan ada hantu.

Firman Tuhan bagi kita pada Minggu Advent I ini ingin agar kita keluar dari situasi kegelapan itu. Jangan paksakan diri berjalan dalam kegelapan. Bahwa ada solusi atas keterbatasan hidup kita.

Mengapa kita dalam hidup ini: takut, kawatir, bimbang, cemas, ragu-ragu, bersedih, haus dan lapar, sakit adalah karena kita adalah manusia yang tidak sempurna yang memiliki keterbatasan.
Kita hidup dalam dunia ini ibarat sedang berada dalam “ruang yang gelap”. Sebab dunia di mana tempat kita hidup saat ini telah dikuasai oleh kegelapan dosa. Karena dosa itu, kita berada dalam keterbatasan. Sehingga kita bisa takut, ragu, bimbang kawatir.

Seperti itulah bangsa Israel dalam nas ini. Mereka takut, was-was akan masa depan mereka, sebab ancaman bangsa yang besar ada di depan mata. Maka rencana mereka untuk bersekutu dengan bangsa lain untuk mencari selamat dan kekuatan bukanlah solusi. Firman Tuhan ingin mengingatkan mereka bahwa keselamatan mereka bukan pada bangsa lain dan bukan pula pada kekuatan manusia, tetapi keselamatan mereka ada pada Tuhan. Yang membuat mereka takut dan terancam adalah karena mereka hidup dalam kegelapan dosa.

 Maka firman Tuhan menyerukan kepada mereka: “Mari berjalan di dalam terang Tuhan”. Jika mau selamat dalam kegelapan itu: bertobatlah, kembalilah ke jalan yang benar, terimalah terang yang dari Tuhan supaya kamu tahu mau melangkah kemana.
Dalam Yohanes 8: 12 Tuhan Yesus mengatakan: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” . Maka kita membutuhkan Yesus untuk menutupi keterbatasan hidup kita.

Maka orang yang mau hidup dalam terang Tuhan, dan supaya Tuhan mengatasi keterbatasan hidupnya adalah harus:
1.      Berbalik arah (Bertobat)
Kita harus berhenti, mari kita lihat apa yang sedang kita perbuat, pikirkan dan kerjakan. Dosa bukanlah solusi atas persoalan kita, meninggalkan perintah Tuhan tidak akan menyelesaikan masalah, bukan juga jimat ataupun kekuatan duniawi yang dapat member keselamatan bagi kita. Tetapi ada Tuhan Yesus yang memberikan kita jalan keselamatan.

2.     Mau untuk di ajar
Di ayat 3 dikatakan: mari kita naik ke gunung Tuhan supaya Ia mengajar kita, sebab dari Sion akan keluar pengajaran. Maka mari kita tanyakan pada diri kita: “sejauhmana kita mau untuk di ajar Tuhan?”; “Sejauhmana kerinduan kita untuk mendengar pengajaran Tuhan?”
Itulah sebabnya kitab Amsal 3: 5+7 mengajarkan pada kita “Janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri”; “Janganlah engkau menganggap dirimu bijak”. Sebab hanya firman Tuhan yang dapat mengatasi keterbatasan hidup kita.

3.     Mau untuk di tempah
Biarkan, ijinkan Tuhan melakukan pekerjaanNya dalam diri kita. Jika hanya mengandalkan pikiran dan kekuatan kita saja dalam menjalani hidup ini, kita hanya akan menempah “Pedang” dan “Tombak” dalam diri kita, yang pada akhirnya akan menjadi alat pembunuh bagi diri kita sendiri.
Namun jika kita memberikan tempat bagi Tuhan bekerja bagi diri kita, Dia akan tempah “Mata bajak” dan “Pisau pemangkas” yang berguna bagi kehidupan kita.

**
Keterbatasan kita sebagai manusia yang hidup dalam dunia yang gelap ini hanya dapat teratasi di dalam Yesus Kristus Tuhan dan juruselamat kita. “Mari kita berjalan di dalam terang Tuhan, selamat Advent…!”

No comments:

Post a Comment