Laman

Wednesday, February 13, 2013

Kejadian 15:1-6 Berserah Kepada Rencana Tuhan

Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 15: 1-6
“Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran”
Adalah sungguh benar dan tepat jika sosok Abraham menjadi contoh dan panutan orang-orang yang percaya kepada Allah. Jika kita melihat bagaimana Abraham senantiasa pecaya akan janji Tuhan yang telah disampaikan kepadanya, walaupun terkadang dia akan bertanya dalam hatinya akan janji Tuhan itu untuk menjadi bangsa yag besar, sementara dia yang sudah semakin berumur masih juga belum diberikan keturunan. 

Jika kita memperhatikan di pasal 14 bahwa Abram mengalahkan raja-raja di timur apakah dia sedang berfikir “untuk apakah kekayaan yang kumiliki ini jika pada akhirnya aku tidak dapat mewariskan kepada keturunannya” atau mungkin dia berfikir “bagaimana jika musuh yang dikalahkan itu kembali menyerang dan siapakah yang akan menjadi penerusnya?”

Namun dalam pembahasan nas kita kali ini sepertinya Tuhan mengetahui apa yang ada dalam hati dari Abram, sehingga Allah mencoba mengingatkan kembali akan janji Tuhan kepada Abram bahwa Allah tidak akan pernah lupa akan janjiNya kepada Abram.

Tuhan mengajak Abraham untuk melihat bagaimana kesungguhan dan kebesaran janji Tuhan melalui kehidupan Abraham. Tuhan berkata “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya”. Artinya lihat siapa yang berjanji, yaitu Tuhan semesta alam. Maka keteguhan iman Abraham untuk mempercayai janji Tuhan bukan berasal dari dirinya, tetapi karena dia melihat Tuhan, dia melihat siapa yang berjanji.

Saya yakin dalam kehidupan kita sehari-hari pastinya kita memiliki penilaian dan keyakinan berbeda mana yang ada percayai atau tidak ketika si A dan si B berjanji kepada anda. 

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari nas ini:
 1. Allah persis mengetahui kerisauan yang kita alami dan Allah adalah tempat untuk kita  menyatakan seluruh kerisauan dan Allah siap untuk mendengar.

                    2. Iman kita akan melalui “tahap uji” ketika iman kepercayaan kita berhadapan dengan logika pikiran dan juga keinginan daging manusia. Jika kita diperhadapkan kenyataan hidup, mungkin akan muncul dibenak kita pertanyaan-pertanyaan akan kasih setia Allah dalam hidup kita, dan ini adalah ujian yang harus mampu kita menangkan untuk dapat menerima kasih setia Allah. 

Kita harus percaya bahwa Iman melebihi logika manusia, di Ibrani 11: 1 dikatakan bahwa Iman adalah dasar dari harapan dan bukti dari yang tidak kita lihat. Yang harus kita ingat jangan seperti bangsa Israel yang mencobai Allah di Masa yang mempertanyakan “adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak?”. Bagaimana jawaban iman kita ditengah berbagai ujian kehidupan?  

3.      Janji Tuhan itu pasti! Allah tidak akan ingkar janji. Bahwa jawaban dari kasih setia Allah itu tidak bisa langsung kita dapat seperti membalikkan telapak tangan, namun Allah akan senantiasa mengingatkan kepada kita janji setianya setiap waktu dan iman kita semakin dimurnikan dalam menerima janji itu. Seperti halnya janji Allah kepada Abraham untuk menjadi bangsa yang besar mempunyai proses yang panjang mulai dari lahirnya Ishak hingga ke 12 anak-anak Yakub sampai kepada Musa dan sampai kepada Tuhan Yesus sebagai penggenapan janji Allah itu. Kita harus mampu mempercayai kasih setia Allah ditengah-tengah kehidupan kita, bahwa Allah senantiasa bekerja memperhatikan dan membimbing kita kepada kasih setiaNya itu.

No comments:

Post a Comment