Jika kita memperhatikan permulaan pasal 3 bahwa Paulus mengatakan “Hai orang-orang Galatia yang bodoh” bahwa Paulus hendak mengadakan dengan penuh semangat dengan nada yang tajam dalam menghadapi persoalan yang terjadi di Galatia. Di pasa 1 juga dapat kita lihat lagi bagaimana pembelaan akan ajarannya yang mengatakan “jikalau ada orang yang memberitakan injil yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia” (1:9).
Bahwa ada guru-guru Yahudi yang mengacaukan pemberitaan
Injil yang telah diberitakan oleh Paulus dengan memaksa mereka di sunatkan dan
menerima hukum Musa diberlakukan agar masuk ke dalam persekutuan Kristen.
Disinilah Paulus ingin menentang pemberitaan itu.
Bahwa tidak ada orang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan
hukum taurat, tetapi “orang benar akan hidup oleh iman” sebab kita telah
ditebus oleh Yesus Kristus dari kutukan hukum taurat. Paulus juga memberikan
contoh tokoh panutan dalam Perjanjian Lama yaitu Abraham bahwa ia dibenarkan
adalah karena imannya kepada Allah dan bukan karena perbuatannya. “olehmu
segala bangsa akan diberkati” bahwa semua bangsa akan mendapatkan berkat dari
Allah adalah karena iman dan buka karena melakukan hukum-hukum Yahudi, bahwa
hanya karena iman sajalah kita dibenarkan dan layak di hadapan Allah.
Jika manusia itu dilayakkan karena iman, lantas apakah
perbuatan baik tidak perlu lagi? Di sinilah Paulus ingin menegaska bahwa tidak
ada hubungan Iman kepada Allah dengan melakukan hukum taurat. Sebab orang yang
melakukan hukum taurat akan senantisa hidup di dalam baying-bayang maut, namun
iman di dalam Yesus Kristus adalah kehidupan.
Saya melakukan hukum
taurat adalah agar tidak jatuh ke dalam kutuk
Sementara di dalam iman,
perbuatan baik itu adalah pekerjaan Roh sebagai tanda bahwa kita telah hidup di
dalam iman.
Sehingga kita tidak
dibenarkan karena perbuatan baik, namun karena iman kepada Yesus Kristuslah
kita dibenarkan, namun iman yang mati juga tidak dapat menghidupkan kita,
karena iman yang hidup itu adalah iman yang membiarkan Roh Allah bekerja ditengah-tengah
kehidupanNya dan menghasilkan buah-buah Roh (bnd. Yak. 2:17).
Sehingga apakah aplikasi yang dapat ambil dalam kehidupan
kita?
1. Dalam
kisah penyaliban Yesus kita dapat melihat seorang yang diselamatkan oleh karena
Iman dan bukan karena perbuatan baik, yaitu seorang yang disablibkan disebelah
Yesus, yang mana Yesus mengatakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. Bahwa penjahat
yang di selamatkan oleh Tuhan Yesus itu bukanlah karena perbuatan baik yang
dilakukan, melainkan karena imannya kepada Yesus Kristus. Dapat kita lihat
bahwa imanlah yang menyelamatkan penjahat itu. Sesungguhnya yang dapat kita
lihat bahwa begitu banyaknya orang yang mengikuti Yesus karena muzijat yang
telah dilakukan oleh Yesus, namun pada akhirnya ketika Yesus disalibkan semua
meninggalkanNya, namun percaya kepada Yesus yang disalibkan itu adalah hal
susah, penjahat yang disalibkan itu dapat percaya kepada Yesus walaupun Dia
disalibkan. Bagaimana kita meletakkan Iman kepercayaan kita kepada Allah
seperti yang disampaikan di Ibrani 11: 1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu
yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Apa jawaban
iman kita dari setiap kondisi kehidupan kita.
2. Iman yang kita miliki kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat kita akan benar-benar dapat membenarkan
kita dan melayakkan kita menjadi anak-anak Allah ketika iman yang kita miliki
itu benar-benar hidup dan menghasilkan buah. Kita melakukan apa yang baik di mata Tuhan dan mengasihi sesama kita
bukanlah supaya kita dibenarkan oleh Allah, namun itu semuanya kita lakukan
adalah sebagai ungkapan syukur kita kepada Allah karena Tuhan telah memberikan
kepada kita pengampunan dosa dan kehidupan kekal.
No comments:
Post a Comment