Laman

Friday, February 15, 2013

Perbuatan Baik Sebagai Ungkapan Syukur Kepada Allah (Galatia 3: 6-14)


Jika kita memperhatikan permulaan pasal 3 bahwa Paulus mengatakan “Hai orang-orang Galatia yang bodoh” bahwa Paulus hendak mengadakan dengan penuh semangat dengan nada yang tajam dalam menghadapi persoalan yang terjadi di Galatia. Di pasa 1 juga dapat kita lihat lagi bagaimana pembelaan akan ajarannya yang mengatakan “jikalau ada orang yang memberitakan injil yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia” (1:9).
Bahwa ada guru-guru Yahudi yang mengacaukan pemberitaan Injil yang telah diberitakan oleh Paulus dengan memaksa mereka di sunatkan dan menerima hukum Musa diberlakukan agar masuk ke dalam persekutuan Kristen. Disinilah Paulus ingin menentang pemberitaan itu.
Bahwa tidak ada orang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum taurat, tetapi “orang benar akan hidup oleh iman” sebab kita telah ditebus oleh Yesus Kristus dari kutukan hukum taurat. Paulus juga memberikan contoh tokoh panutan dalam Perjanjian Lama yaitu Abraham bahwa ia dibenarkan adalah karena imannya kepada Allah dan bukan karena perbuatannya. “olehmu segala bangsa akan diberkati” bahwa semua bangsa akan mendapatkan berkat dari Allah adalah karena iman dan buka karena melakukan hukum-hukum Yahudi, bahwa hanya karena iman sajalah kita dibenarkan dan layak di hadapan Allah.
Jika manusia itu dilayakkan karena iman, lantas apakah perbuatan baik tidak perlu lagi? Di sinilah Paulus ingin menegaska bahwa tidak ada hubungan Iman kepada Allah dengan melakukan hukum taurat. Sebab orang yang melakukan hukum taurat akan senantisa hidup di dalam baying-bayang maut, namun iman di dalam Yesus Kristus adalah kehidupan.
Saya melakukan hukum taurat adalah agar tidak jatuh ke dalam kutuk
Sementara di dalam iman, perbuatan baik itu adalah pekerjaan Roh sebagai tanda bahwa kita telah hidup di dalam iman.
Sehingga kita tidak dibenarkan karena perbuatan baik, namun karena iman kepada Yesus Kristuslah kita dibenarkan, namun iman yang mati juga tidak dapat menghidupkan kita, karena iman yang hidup itu adalah iman yang membiarkan Roh Allah bekerja ditengah-tengah kehidupanNya dan menghasilkan buah-buah Roh (bnd. Yak. 2:17).
Sehingga apakah aplikasi yang dapat ambil dalam kehidupan kita?
1.     Dalam kisah penyaliban Yesus kita dapat melihat seorang yang diselamatkan oleh karena Iman dan bukan karena perbuatan baik, yaitu seorang yang disablibkan disebelah Yesus, yang mana Yesus mengatakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. Bahwa penjahat yang di selamatkan oleh Tuhan Yesus itu bukanlah karena perbuatan baik yang dilakukan, melainkan karena imannya kepada Yesus Kristus. Dapat kita lihat bahwa imanlah yang menyelamatkan penjahat itu. Sesungguhnya yang dapat kita lihat bahwa begitu banyaknya orang yang mengikuti Yesus karena muzijat yang telah dilakukan oleh Yesus, namun pada akhirnya ketika Yesus disalibkan semua meninggalkanNya, namun percaya kepada Yesus yang disalibkan itu adalah hal susah, penjahat yang disalibkan itu dapat percaya kepada Yesus walaupun Dia disalibkan. Bagaimana kita meletakkan Iman kepercayaan kita kepada Allah seperti yang disampaikan di Ibrani 11: 1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Apa jawaban iman kita dari setiap kondisi kehidupan kita.
2.      Iman yang kita miliki kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat kita akan benar-benar dapat membenarkan kita dan melayakkan kita menjadi anak-anak Allah ketika iman yang kita miliki itu benar-benar hidup dan menghasilkan buah. Kita melakukan apa yang baik di mata Tuhan dan mengasihi sesama kita bukanlah supaya kita dibenarkan oleh Allah, namun itu semuanya kita lakukan adalah sebagai ungkapan syukur kita kepada Allah karena Tuhan telah memberikan kepada kita pengampunan dosa dan kehidupan kekal.

No comments:

Post a Comment