Laman

Monday, February 21, 2022

Yesaya 55: 10-13 Firman Tuhan Tidak Akan Kembali Dengan Sia-Sia

 Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 55: 10-13

Tuhan mengundang umat Israel yang berada dalam pembuangan untuk turut serta menikmati kasih karunia Allah bahwa mereka akan dipulihkan oleh Tuhan melalui kasih karuniaNya. Kasih setia Tuhan adalah perjanjian yang abadi bagi umatNya, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan ataupun melupakan umatNya. Melalui kasih setia Tuhan yang kekal, Tuhan mengundang umatNya yang berada dalam pembuangan untuk menerima berkat rohani dari Tuhan yang akan memberikan kelegaan bagi hidup mereka. Maka Tuhan mengundang umatNya supaya mencari Tuhan dan meninggalkan dosanya sebab Tuhan memberi pengampunan dengan berkelimpahan.

Monday, February 7, 2022

Yeremia 17:5-10 Diberkatilah Orang Yang Mengandalkan Tuhan

 Bacaan Firman Tuhan: Yeremia 17: 5-10

Yeremia menghadapi Yehuda yang sudah melakukan dosa di hadapan Allah. Sebagai peringatan kepadanya, Allah berfirman bahwa Yehuda akan menjadi budak di negeri yang tidak dikenal. Pelanggaran Yehuda sangat nyata di hadapan Allah. Mereka lebih mengandalkan kekuatan sendiri yang menjauhkan hati mereka dari Allah. Hidup mereka digambarkan sebagai semak bulus di padang belantara: tidak mengalami kebaikan, seperti tinggal di tanah tandus. Semua ini menjadi lambang kehancuran dan penderitaan. Namun, umat yang mengandalkan Allah akan diberkati. Hidup mereka seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air (ay. 8).

Kondisi ini diserukan Yeremia kepada Yehuda agar mereka mengerti bahwa mereka harus lebih mengandalkan Allah daripada kekuatan mereka sendiri. Dengan mengandalkan Allah, tidak akan dijumpai adanya hati yang menjauh dari Allah dan penuh kelicikan. Sebaliknya hal itu akan menjadikan mereka memliki hati yang baik yang akan melahirkan kebaikan-kebaikan juga dalam hidup mereka, hati yang selalu melekat pada Allah, itulah yang dikendaki. Yehuda juga harus menjaga hati mereka agar tetap melekat pada Allah karena pada dasarnya Allah mengetahui setiap hal yang ada di dalam hati umat (ay. 10). Hati yang menjauh akan menimbulkan dosa dan kejahatan yang akan melahirkan murka Allah pada umat. 

Beberapa kata kunci yang dapat kita renungkan melalui nas ini:

Kutuk (ayat 5-6)

Dosa akan menjadi kutuk bagi setiap orang, sebagaimana yang tertulis dalam Roma 6:23 “upah dosa adalah maut”. Bangsa Yehuda berdosa kepada Tuhan karena mereka mengandalkan kekuatan mereka sendiri (manusia) daripada mengandalkan Tuhan. Mereka digambarkan seperti semak di padang belantara yang tinggal di tanah yang angus di padang gurun di padang asin yang tidak berpenduduk. Ini menggambarkan kehidupan orang mengandalkan dirinya sendiri dan tidak mengandalkan Tuhan. Walaupun semak bulus itu memiliki kemampuan untuk bertumbuh sendiri, tetapi lingkungan tanah dan cuaca tidak akan mendukungnya dalam pertumbuhannya, sehingga akhirnya semak bulus itu akan mati.

Maka demikianlah orang yang mengandalkan dirinya sendiri, merasa dirinya mampu, pintar, kuat untuk mendapatkan apa yang dikehendakinya. Apa yang dia rencanakan dan kerjakan tidak pernah dipertimbangkannya apakah itu berkenan kepada Tuhan atau tidak, dan dia juga tidak pernah menyerahkan hidupnya dalam pemeliharaan Tuhan. Maka orang yang tidak mengandalkan Tuhan berarti merendahkan Tuhan dalam hidupnya.

Ketika kita mengandalkan diri sendiri, maka akan banyak hal-hal dalam dunia ini yang akan menarik, kita akan diombang-ambingkan oleh berbagai keinginan dan nafsu tanpa ada pengangan. Kita hanya akan semakin menyusahkan diri kita sendiri dan akhirnya menimbulkan berbagai dosa. Kita tidak lagi mempertimbangkan apa yang kita perbuat benar atau tidak yang penting kita hendak memuaskan keinginan daging yang justru akan menyesatkan kita.

Berkat (ayat 7-8)

Kebalikan dari orang yang berada dalam kutuk adalah orang yang berada dalam berkat Tuhan adalah orang yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Digambarkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, dalam cuaca apapun daunnya tetap hijau dan terus menghasilkan buah. Hal ini terjadi karena pohon itu ditopang oleh sumber kehidupannya yaitu air yang terus mengalir. Tuhan kita Yesus Kristus adalah mata air kehidupan yang akan selalu memancar hingga hidup yang kekal (bnd. Yoh. 4: 14).

Orang yang diberkati oleh Tuhan bukan artinya hidupnya tidak akan menghadapi kesusahan dan penderitaan, tetapi orang yang diberkati oleh Tuhan adalah orang yang selalu disertai Tuhan untuk dapat melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Kekusasahan tidak membuatnya menjadi layu dan mati, justru tetap dapat kuat dan terus bertumbuh dan berbuah karena dia selalu mengandalkan Tuhan yang menjadi kekuatan dan pertolongannya. Maka jika dikatakan "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan" artinya Tuhan memberikan kepada kita jaminan berkat penyertaanNya bagi kita untuk menghadapi berbagai hal dalam hidup kita ini, sekalipun yang kita hadapi adalah situasi yang sulit, tetapi ada Tuhan yang menyertai kita, sehingga ada kekuatan dan pengharapan bagi kita bahwa dalam kelemahan kita ada kuasa Tuhan yang tidak terbatas yang akan menopang kita.

Tuhan mengetahui isi hati (9-10)

Perenungan kita selanjutnya adalah apakah kita sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan? Disini Tuhan menjelaskan bahwa Tuhan mengetahui isi hati manusia, artinya Tuhan tahu kesungguhan kita mengandalkan Dia atau tidak, Tuhan tahu bagaimana kesungguhan kita untuk mau hidup dalam Tuhan. Jika kita membaca di ayat 1-4 Tuhan menjelaskan bahwa dosa-dosa bangsa Yehuda telah tertulis dalam loh hati mereka, maka mereka tidak bisa menyembunyikan dosa-dosa mereka dari hadapan Tuhan.

Demikianlah Tuhan tahu bagaimana kesungguhan kita di hadapan Tuhan, apakah kita benar-benar mengandalkan Tuhan atau justru sebaliknya kita mengandalkan diri kita, sebab Tuhan mengetahui isi hati kita.

Tuesday, February 1, 2022

Markus 1: 16-20 Menjadi Pengikut Yesus

 Bacaan Firman Tuhan: Markus 1: 16-20

Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Dia melihat dua orang nelayan yaitu Simon (Petrus) dan Andreas yang adalah bersaudara, Yesus berkata “mari ikutlah Aku”, kata “ikutlah” tidak hanya dipahami secara harafiah untuk mengikuti Yesus berjalan, tetapi juga mengajak mereka menjadi pengikutNya dan menjadi murid-muridNya. Yesus menjelaskan tujuan mereka untuk mengikutiNya adalah untuk menjadi penjala manusia. Panggilan Yesus itu direspon oleh Simon (Petrus) dan Andreas dengan langsung meninggalkan jalanya dan mengikut Yesus.