Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 34: 12-18
Di ayat sebelum nas ini Pemazmur menyampaikan kesaksiannya bagaimana peran Tuhan pada masa-masa sulit yang dihadapinya. Pemazmur bersaksi bahwa bukan karena kemampuannya dapat terhindar masalah, tetapi semua adalah campur tangan Tuhan yang menyelamatkannya. Pemazmur mencari Tuhan dan berseru kepada Tuhan dalam kesesakannya, dan Tuhan mendengar dan menyelamatkannya. Dalam setiap usahanya untuk melepaskan diri dari setiap masalah, dia tidak pernah untuk meninggikan diri sekalipun banyak orang yang bernyanyi-nyanyi tentang kehebatannya (1 Samuel 21: 10-15), tetapi Pemazmur selalu takut akan Tuhan karena semua kemampuannya itu adalah pertolongan Tuhan.
Dalam nas ini sebagai
kelanjutan kesaksiannya, Pemazmur hendak memberitahukan dan mengajarkan
kesaksiannya itu untuk diteladani dan diikuti oleh generasi selanjutnya. Bahwa pertolongan
dan penyertaan Tuhan sungguh nyata bagi orang yang takut akan Tuhan. Jika hendak
menikmati kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita ini maka jadilah orang yang takut
akan Tuhan, sebab inilah yang menjadi kunci memperoleh kebaikan hidup dari
Tuhan. Mata Tuhan selalu memperhatikan dan teliga Tuhan selalu mendengar kepada
orang benar yaitu orang yang takut akan Tuhan. Maka kita tidak akan ragu pada
pengharapan kita kepada Tuhan, sekalipun kita berada pada masa-masa sulit pertolongan Tuhan pasti akan
nyata, sebab mata Tuhan melihat dan dan telinga Tuhan mendengar kita karena
selalu hidup dengan takut akan Tuhan.
Dalam nas ini, Pemazmur
lebih luas lagi menjelaskan tentang seorang yang takut akan Tuhan itu, yakni:
menjaga lidah dari yang jahat dan bibir dari ucapan yang menipu, menjauhi yang
jahat dan melakukan yang baik, mencari perdamaian.
Menjaga
ucapan
Lidah, mulut maupun bibir
sangat besar perannya dalam kehidupan kita, hal ini dapat kita ketahui dari
peringatan-peringatan yang tertulis dalam beberapa nas Alkitab. Beberapa nas
Alkitab mengatakan bahwa hidup dan mati dikuasai oleh lidah (Ams. 13:3; Ams.
18:21), lidah adalah api yang dapat membakar (Yak. 3:6), lidah adalah pena juru
tulis yang mencatat tindakan hidup kita (Mzm. 45:2).
Tuhan Yesus mengajarkan
kita bahwa “yang diucapkan mulut, meluap dari hatinya” (Lukas 6:45), bahwa
sumber dari segala perkataan lidah, mulut atau bibir itu berasal dari hati. Bahwa
hati setiap orang yang takut akan Tuhan akan selalu diterangi oleh kebenaran
firman Tuhan, sehingga yang keluar dari perbendaharaan mulutnya adalah yang
baik.
Hal
mendasar yang membedakan manusia dengan binatang adalah kemampuan manusia
berkomunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal
comunication). Bahwa manusia mampu bertindak berdasarkan pertimbangan hati
nurani, standar kepantasan dan empati kepada orang lain. Manusia mampu menunda
tindakannya untuk berfikir tentang dampak kepada orang lain. Namun di era media
sosial saat ini, kemampuan berkomunikasi intrapesonal ini mulai memudar. Justru
media sosial mendorong semua penggunannya untuk berfikir dan bertindak serba
cepat, praktis dan otomatis tanpa merujuk kepada kriteria yang baku.
Layaknya
di dunia nyata, dunia maya pun dapat memicu terjadinya konflik dan permusuhan.
Jika di dunia nyata seseorang berbicara diantara kerumunan orang banyak mungkin
hanya orang di sekitarnya dapat mendengar, namun di dunia maya, satu kata pun
akan terekam dan kemungkinan akan di lihat dan dibaca orang lain. Maka masalah
bisa timbul ketika kita tidak memikirkan ulang apa yang kita posting atau apa
yang kita komentari. Disamping itu, media sosial juga dapat menjadi tempat
pelarian untuk melampiaskan kemarahan, ketidak setujuan ataupun
ketidaksenagannya, namun pada akhirnya dapat berdampak buruk bagi dirinya
sendiri.
Firman
Tuhan berkata di Kolose 4:6 “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih,
jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi
jawab kepada setiap orang.” Membangun
diri dalam iman salah satunya adalah dalam hal berkomunikasi, mengutarakan
pendapat ataupun perasaan melalui kata-kata. Tuhan Yesus lebih tegas
memperingatkan kita tentang kata-kata yang keluar dari mulut kita di Matius 12:
36-37 “Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada
hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut
ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Perkataan yang sombong, yang sia-sia, yang kasar yang tidak berkenan kepada Allah juga merupakan buah dari hati kita. Sehingga apa yang kita sampaikan di media sosial juga merupakan buah dari apa yang keluar dari hati kita. Maka media sosial dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan iman kita ketika kita tidak bijak dalam memahami media sosial, walaupun perkataan itu disampaikan melalui media sosial, namun itu adalah buah dari hati kita.
Melakukan
yang baik
Tuhan adalah sumber dari
segala kebaikan, sehingga tidak ada teladan yang lebih besar lagi dari kebaikan
Tuhan dalam hidup kita dan tidak ada penyataan kebaikan yang lebih besar selain
dari perbuatan besar Allah yang mengutus AnakNya Yesus Kristus untuk
menyelamatkan manusia. apa yang Tuhan rencanakan, apa yang Tuhan kerjakan
semuanya adalah kebaikan bagi kita ciptaanNya, Dia tidak merancang yang jahat
kepada kita. Maka yang Tuhan harapkan dari kita adalah menjadi orang-orang yang
menghidupi kebaikan.
Melakukan yang baik
berarti kita menghidupi teladan dari sikap Tuhan, yaitu ada pengampunan,
keperdulian dan memberi diri untuk kebaikan bagi orang lain. Perbuatan baik
dibutuhkan inisiatif tanpa menunggu orang berbuat baik kepada kita, sebab
demikianlah kebaikan Tuhan kepada kita, Dia tidak menunggu kita bertobat baru
Dia menunjukkan kasihNya, tetapi Dia menunjukkan kasihNya ketika kita masih
berdosa, dengan demikian nyatalah kasih Tuhan yang besar atas hidup kita. Tuhan
Yesus ajarkan di Matius 7:12 "Segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Mencari
dan mengusahakan perdamaian
Dalam ucapan bahagia Tuhan
Yesus dikatakan “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.” Bahwa anak-anak Allah akan melakukan apa yang
dilakukan Allah, yaitu membawa damai sejahtera (syalom) ke dalam dunia ini (1
Te. 5:23; Ibr. 13: 20).
Amin 🙏
ReplyDeleteAmin Tuhan Yesus memberkati
ReplyDelete