Laman

Wednesday, July 28, 2021

Efesus 4: 1-7 Memelihara Kesatuan Roh

 Bacaan Firman Tuhan: Efesus 4: 1-7

Orang kristen itu bukan orang barbar, semau gue, sesuka gue. Setiap orang kristen menyadari diantaranya ada orang lain dan juga ada Tuhan. Orang-orang yang ada diantara kita memiliki sikap, karakter, prilaku yang berbeda-beda. Maka firman Tuhan mengajak kita agar bijaksana dalam membangun relasi dengan orang-orang yang ada disekitar kita, khususnya dalam persekutuan kita orang-orang yang telah diselamatkan di dalam penebusan Yesus Kristus.

Dalam nas ini Paulus hendak menjelaskan bahwa setiap orang yang telah percaya hendaknya menghidupi panggilannya layaknya sebagai seorang percaya. Dan inilah yang dimaksud Paulus dengan kata “berpadanan dengan panggilan”. Sehingga panggilan menjadi seorang kristen tidak hanya sebatas pada status, tetapi memang menghidupi panggilan itu dengan kesungguhan. Dan Paulus memberi dirinya menjadi contoh bahwa ia rela dipenjara hanya karena Tuhan. Menjadi seorang kristen dibutuhkan komitmen dan kesungguhan, sekalipun harus menanggung derita.

Selanjutnya Paulus lebih rinci lagi menjelaskan bagaimana hidup yang berpadanan dengan panggilan, yaitu rendah hati, lemah lembut, sabar, menunjukkan kasih untuk saling membantu dan memelihara kesatuan Roh. Ini adalah panggilan hidup kita sebagai seorang kristen.

Rendah hati

Seseorang yang rendah hati adalah orang yang tau diri, mengenal siapa dirinya. Orang yang rendah hati mengetahui bahwa hidupnya adalah hanya oleh kasih karunia Tuhan bukan karena kekuatan dan kehebatannya. Menjadi orang yang rendah hati adalah panggilan hidup kita sebagaimana juga Kristus yang memberikan kita teladan dengan merendahkan diriNya menjadi manusia. Walaupun Dia adalah Tuhan yang berkuasa, tetapi Dia mau untuk merendahkan DiriNya bagi keselamatan kita. Hidup dengan rendah hati berarti kita menjauhkan sikap angkuh, sombong, tinggi hati, sebab orang yang seperti ini sama seperti orang yang merendahkan Tuhan dalam hidupnya, karena kita hidup adalah hanya karena kasih karunia Tuhan dan bukan karena kekuatan kita.

Lemah lembut

Dalam bahasa Yunani “kelemahlembutan” disebut dengan kata prautes yang dapat digambarkan dengan hewan liar yang telah dijinakkan untuk melayani manusia, sehingga kekuatan binatang itu telah dijinakkan menjadi kekuatan yang dapat dipergunakan untuk kebaikan manusia. Dalam Alkitab, Musa adalah salah satu contoh dari orang yang lemah lembut. Di Bilangan 12:3 dikatakan bahwa Musa adalah orang yang lembut hatinya melebihi manusia yang ada dimuka bumi ini. Mengapa Musa disebut sebagai orang yang lembut hatinya adalah karena dia menyerahkan sepenuhnya kehidupannya dituntun dan diarahkan oleh Tuhan. Demikian juga dengan Yesus yang datang ke dunia, Dia menyebut DiriNya “lemah lembut dan rendah hati” (Matius 11: 29). Yesus melakukan pelayanannya adalah dengan lemah lembut sebab semua yang dilakukanNya di dunia ini adalah karena kehendak Bapa yang menyuruhNya hingga Dia taat mati di kayu salib.

Sehingga orang yang lemah lembut itu bukanlah orang yang lemah, tetapi orang yang lemah lembut itu adalah orang yang kuat tetapi dapat menguasai diri dan dapat menempatkan diri dengan baik dan benar dalam segala situasi. Orang yang lemah lembut itu tidak akan diatur oleh emosinya tetapi orang yang lemah lembut akan memberikan diriNya dituntun oleh kehendak Tuhan.

Orang yang lemah lembut adalah orang yang menghargai sesamanya, tidak memaksakan kehendaknya terhadap orang lain, dia akan menghindari sikap yang memaksa, mengancam, mengintimidasi. Orang yang lemah lembut adalah orang yang mau memberikan dirinya dididik didisiplinkan oleh kuasa Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang baik.

Kesabaran

Dalam Alkitab kita banyak belajar dari kesabaran baik dari tokoh-tokoh Alkitab seperti Abraham, Ayub dan Paulus. Kita juga belajar tentang kesabaran dari Tuhan yang selalu sabar menghadapi kejahatan dan dosa manusia. Kesabaran adalah sikap kita untuk mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan, kita bisa menahan diri untuk dikontrol oleh keinginan daging kita. Orang sabar itu bukan orang bodoh yang pasrah tetapi orang sabar adalah orang yang bijaksana yang optimis penuh pengharapan dan ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu. Lawan dari kesabaran adalah keresahan, ketika kita gagal, kita menghadapi masalah sering kita tidak sabar hendak lepas dari berbagai persoalan sehingga memunculkan keresahan dan ketidaktenangan. Orang sabar tidak akan terburu-buru menanggapi sesuatu dengan gegabah, namun dapat menguasai diri dengan percaya sepenuhnya kepada Tuhan.     

Kasih

Kasih adalah identitas kita sebagai orang yang beriman, bahwa Allah ada di dalam diri kita. allah mengasihi kita dan kita juga menghidupi kasih Allah dengan mengasihi sesama kita. dalam nas ini, terkait dengan kasih, rasul Paulus menekankan agar kasih itu ditunjukkan, yaitu dengan saling membantu. Untuk menunjukkan kepada sesama dapat dilakukan dengan keperdulian, memberikan pertolongan bagi orang lain, melayani.

 

Panggilan hidup kristiani yang disebutkan diatas tadi adalah yang harus dihidupi oleh semua anggota jemaat untuk memelihara kesatuan Roh. Tuhan yang telah mempersatukan kita dalam satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan.

No comments:

Post a Comment