Laman

Wednesday, March 10, 2021

Efesus 2:1-10 Kasih Karunia Allah Yang Menghidupkan

 

Bacaan Firman Tuhan: Efesus 2:1-10, Bilangan 21:4-9

Tentunya kita akan merasakan sukacita ketika kita menerima sebuah pemberian atau hadiah, apalagi jika pemberian itu adalah sesuatu yang tidak akan mungkin kita bisa kita dapatkan jika hanya mengandalkan kemampuan kita. demikianlah halnya dengan firman Tuhan yang telah kita baca ini, kita diajak untuk bersukacita sebab kita telah menerima suatu pemberian yang berharga dari Tuhan yang mustahil bisa kita dapatkan jika hanya mengandalkan kemampuan dan usaha kita, pemberian itu hanya dapat kita terima hanya karena kasih karunia Tuhan, yaitu kehidupan. Lebih tepatnya dikatakan kasih karunia Tuhan yang membangkitkan kita dari kematian karena dosa dan pelanggaran kita.

Dalam nas ini Paulus menjelaskan perbedaan yang sangat berlawanan antara mati karena dosa dan hidup karena kasih karunia. Kita telah mati karena pelanggaran dan dosa-dosa kita, tidak ada yang dapat dilakukan oleh orang mati untuk dirinya sendiri, orang mati tidak dapat menghidupkan dirinya sendiri. Namun oleh karena kasih karunia Tuhan yang besar telah membangkitkan kita dari kematian bersama dengan kebangkitan Kristus. Maka Paulus hendak menjelaskan bahwa keselamatan yang kita terima bukanlah hasil usaha atau karena hasil pekerjaan kita, tetapi itu semua adalah kasih karunia Allah, seperti yang Tuhan Yesus katakan “Akulah kebangkitan dan hidup”.

Kita diperlihtkan keadaan hidup yang sangat kontras perbedaannya, yaitu kehidupan orang yang menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu yang tunduk pada roh jahat. Orang yang tunduk pada roh jahat adalah orang-orang yang mati sebab dalam dirinya tidak ada kemerdekaan, sebab hidupnya, keinginannya dan pikirannya sudah diperbudak, dikendalikan roh jahat untuk hidup dalam hawa nafsu daging dan perbuatan jahat.

Tetapi oleh karena kasih karunia Tuhan didalam Yesus Kristus, kita telah dihidupkan dari kematian, kita dimerdekakan dan perbudakan dosa. Sebab dalam kematian oleh dosa, kita tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti keinginan daging yang jahat. Namun didalam iman kepada Tuhan Yesus, kita menjadi ciptaan yang baru, yang dilahirkan kembali, memerdekakan kita melakukan pekerjaan yang baik sesuai dengan maksud dan rencana Tuhan yang menciptakan kita.

Firman Tuhan mengajar kita agar hidup dengan penuh sukacita oleh karena kasih karunia Tuhan yang telah menghidupkan kita dalam kasih karuniaNya yang besar. Apa yang terbaik untuk hidup kita telah diberikan oleh Tuhan bahkan kebaikanNya itu akan terus menyertai kehidupan kita sebagaimana yang dikatakan di ayat 7 bahwa pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karuniaNya yang melimpah-limpah.

kekayaan kasih karunia Tuhan itu akan menjadikan kita manusia yang berkualitas, manusia yang produktif, sebab kita adalah buatan Allah, diciptakan dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan yang baik yang telah Tuhan persiapkan bagi hidup kita.

Kita bukan lagi orang-orang mati yang tidak bisa berbuat apa-apa, yang tidak punya harapan hidup, yang berpikiran sempit dan dangkal yang hanya bisa mengatasi masalah dengan mengikuti keinginan danging yang jahat. Mudah untuk berputus asa, mudah untuk emosi, sakit hati, yang hanya bisa menggantungkan hidup pada pikiran dan kekuatan kita saja. Tetapi kita adalah orang-orang yang telah dihidupkan oleh kasih karunia Tuhan yang telah dikerjakanNya dalam hidup kita melalui Yesus Kristus. Sehingga kita hidup penuh dengan pengharapan, kita mampu untuk memiliki pikiran dan pandangan yang luas, bahwa dalam keterbatasan kita ada kasih karunia Tuhan yang selalu memberkati kita.

Jika kita mengingat kembali perjalanan umat Israel di padang gurun (Bilangan 21:4-9), yang mereka tahu hanyalah bersungut-sungut tentang kehidupannya, sikap yang mereka tunjukkan inilah yang bisa digambarkan dengan orang-orang yang mati karena keinginan dangingnya yang jahat. Mereka yang tidak tahu bersyukur bahwa Tuhan sudah berbuat banyak atas hidup mereka dan menyertai perjalalan hidup mereka sampai sejauh itu. Sehingga Tuhan  menyuruh ular-ular tedung memagut mereka, supaya mereka sadar bahwa tidak ada yang baik yang akan mereka terima dalam hidupnya jika bersungut-sungut. Bagaimana kita dapat mereasakan dan menikmati kebaikan Tuhan jika kita sendiri hanya tahu bersungut-sungut, tetapi tanpa kita sadari Tuhan selalu memberkati dan menyertai hidup kita ketika tetap bersyukur kepada Tuhan. Sehingga Tuhan menyuruh Musa membuat ular tedung dan ditaruh disebuah tiang, jika seseorang dipagut ular dan memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.  Dan Tuhan Yesus menggunakan gambaran ular tembaga ini untuk menggambarkan kematianNya di kayu salib, dan jalan satu-satunya supaya selamat hanyalah memandang kepada Kristus (Yohanes 3: 14-16).

Sehingga firman Tuhan mengingatkan kita bahwa dasar hidup bersukacita dalam hidup ini hanyalah karena kasih karunia Tuhan. Bersama kita ada Tuhan yang berkuasa atas kehidupan ini, Dia memberikan diriNya bagi kita, dan Dia hendak menunjukkan kekayaan kasih karuniaNya itu kepada kita pada masa yang akan datang. Kita bukan orang-orang yang berpikiran sempit dengan mudah menyerahkan diri kita kepada keinginan danging yang jahat ketika menghadapi tekanan, masalah dan penderitaan. Kita sadar bahwa kita memiliki kelemahan, tetapi kita ada bersama Tuhan yang penuh dengan kasih karunia.



No comments:

Post a Comment