Laman

Friday, November 22, 2019

Habakuk 3: 1-6 Murka dan Kasih Sayang Tuhan


Bacaan Firman Tuhan: Habakuk 3: 1-6
Doa nabi Habakuk. Menurut nada ratapan. TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang! Allah datang dari negeri Teman dan Yang Mahakudus dari pegunungan Paran. Sela. Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya. Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya dan di situlah terselubung kekuatan-Nya. Mendahului-Nya berjalan penyakit sampar dan demam mengikuti jejak-Nya. Ia berdiri, maka bumi dibuat-Nya bergoyang; Ia melihat berkeliling, maka bangsa-bangsa dibuat-Nya melompat terkejut, hancur gunung-gunung yang ada sejak purba, merendah bukit-bukit yang berabad-abad; itulah perjalanan-Nya berabad-abad.

Sebelum Habakuk memanjatkan doa kepada Tuhan, ada tanya jawab Habakuk dengan Tuhan, yang mana Habakuk mengkritik Tuhan atas apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Tuhan itu sepertinya diam atas doa dan ketidakadilan yang terjadi ditengah-tengah umatNya. Terjadi penindasan, kejahatan, kelaliman, kekerasan, pertikaian, orang fasik mengepung orang benar.

Pernyataan seperti ini masih juga terjadi hingga saat ini, ada banyak orang yang masih bertanya-tanya “jika Tuhan ada dan berkuasa, mengapa Tuhan diam atas ketidakadilan dan kejahatan orang-orang yang merusak kedamaian di dunia ini?”; “mengapa orang yang baik dibiarkan meninggal di usia muda, sementara ada orang yang jahat tetap hidup sampai tua?”

Tuhan memberi jawaban, Tuhan tidak diam atau membiarkan kejahatan dan ketidakadilan itu terjadi. Wajarlah kita bertanya seperti itu, karena pikiran dan pengetahuan kita sangat dangkal untuk mengetahui pekerjaan Tuhan. Habakuk akan tercengang tentang apa yang akan Tuhan lakukan, sebab Dia berkuasa atas kehidupan ini, sebab Tuhan akan membangkitkan orang Kasdim yang dahsyat dan menakutkan itu untuk menghukum umatNya yang jahat itu.  

Namun, Habakuk bertambah bingung, ini bukan keadilan namanya. Mengapa harus bangsa lain menghukum umatMu? Jika Tuhan memakai orang Kasdim utuk menghukum bukan saja orang jahat yang mendapatkan hukuman tetapi juga orang benar. Pemahaman seperti ini juga sering muncul hingga saat ini, banyak orang yang bertanya “mengapa hidup orang benar itu susah? Padahal orang yang jahat itu hidupnya bisa sukses”; “dimana kelebihan orang yang beriman?”

Tuhan memberi jawab “Orang yang benar itu akan hidup oleh percaya” (2:4).  Seperti perumpamaan Tuhan Yesus tentang pukat. Ketika pukat itu dilabuhkan ke laut, maka semua jenis ikan akan masuk ke dalam, tetapi sesampainya di pantai maka ikan itu akan dipilah-pilah. Pada akhir jaman orang benar dan orang jahat akan dipisahkan (Matius 13: 47-50).

Akhirnya, Habakuk mengerti dan menerima penglihatan betapa agungnya Tuhan itu dibumi dan disorga yang tidak terselami segala pekerjaan dan rencanaNya. Dan Habakuk pun berkata “dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan” (3: 16). Entah apapun yang terjadi, kita akan tetap hidup bersorak-sorai di dalam Tuhan, sebab Tuhan akan menyelamatkan orang benar.

Doa nabi Habakuk ini adalah peringatan dan pengingat bagi kita:
1.       Ingatlah akan murka Tuhan
Takutlah kepada Tuhan, jangan pernah remehkan kemuliaan dan keagungan Tuhan. Penglihatan kita terbatas untuk melihat dan pengetahuan kita sangat dangkal untuk memahami kuasa Tuhan dalam hidup ini. “hei...kawan...jangan sombong, jangan merasa senang di atas dosamu!” ingatlah siapa kita di dunia ini “semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput” (Yesaya 40: 6-8).

Tuhan melihat dan berjalan beserta dengan murkaNya yang siap untuk membinasakan. Jika sekarang kita membangun diri diatas kesombongan, maka kita sedang membangun jerat bagi diri kita. Jika saat ini ada orang yang merasa senang hidup dengan dosanya, merasa tenang tidak ada yang terjadi akibat dari dosanya, ingatlah Tuhan sedang berjalan yang bersamaNya ada murka yang besar yang akan membuat dia terkejut. Bertobatlah sebelum Dia datang menghampirimu, engkau tidak tahu kapan Dia mendatangimu, Dia datang seperti pencuri di malam hari.

2.       Ingatlah akan kasih sayang Tuhan
Jangan sesali apa yang sudah terjadi, jangan tangisi yang sudah terjadi, tetapi takutlah akan Tuhan. Tataplah masa depan dengan penuh harapan, Tuhanlah yang menjadi gembala kita. Dia yang menuntun kita dengan kasihNya melewati berbagai kesukaran dan kesusahan.

Jangan menyerahkan diri pada ketakutan dan kecemasan, tetapi serahkanlah diri kepada Tuhan. Menyerahkan diri pada ketakutan, itu hanya akan membuat kita bertindak bodoh, semakin memperumit dan mengacaukan situasi. Ingatlah akan kasih setia Tuhan, kasih yang telah menopang, menyelamatkan, menghidupi dan memberkati kita selama ini. Kasih setia Tuhan tidak berkesudahan dari dahulu sekarang dan sampai pada masa yang akan datang.

Jika saat ini kita terjatuh, terpuruk dalam situasi yang sulit, bukan artinya Tuhan tidak perduli, berimanlah seperti doa Habakuk (3:17-19):
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.





1 comment:

  1. Amin. Mohon doa dr bpk pdt P Lubis buat suami sy yg sering kecemasan agar diberi Tuhan Yesus ketenangan damai dan sukacita. TYM.

    ReplyDelete