Laman

Wednesday, September 26, 2018

Kejadian 39: 1-10 | Tuhan Beserta Kita



Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 39: 1-10
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya


Banyak hal yang dapat kita pelajari dari kisah perjalanan hidup Yusuf, beberapa pelajaran berharga itu dapat kita lihat di dalam nas ini:

      1.      Tuhan menyertai Yusuf
Dalam kisah hidup Yusuf, mulai dari kecemburuan saudara-saudaranya sampai dengan kisah hidupnya di Mesir selalu menghadapi berbagai macam pergumulan, namun dia tetap bertahan dan menjalaninya dengan tulus.
Demikian halnya jika kita pernah mengalami pergumulan yang beruntun datang, apakah kita akan mengatakan bahwa Tuhan tidak memperdulikanku, Tuhan membiarkan aku hidup sengsara, apakah Tuhan tidak mendengar seruan doaku, apakah Tuhan tidak mengasihi aku?

Dalam kisah hidup Yusuf ini, kita diajak untuk menggumuli penyertaan Tuhan. Jika Tuhan menyertai hidup kita bukan artinya kita tidak lagi hidup tanpa masalah dan pergumulan dalam hidup, justru sebaliknya kita hendak diajar bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan ini tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah sebab Tuhan senantiasa menyertai kita. (bnd. Roma 8:39)

Sekalipun dia menjadi budak di negeri orang, dibuang jauh dari kasih bapanya, tetapi Tuhan setia menyertainya. Dengan penyertaan Tuhan, Yusuf selalu berhasil dari segala yang dikerjakannya. Penyertaan Tuhan dalam kehidupan bukan untuk menjamin kita bebas dari berbagai macam masalah, tetapi menjamin kita dapat dan mampu melaluinya.  

      2.      Menyikapi penyertaan Tuhan dengan aktif
Seandainya Yusuf mengeraskan hatinya, mengingat-ingat perbuatan jahat yang diperbuat oleh saudara-saudaranya dan melihat kenyataan yang telah dialaminya, dari seorang anak yang dimanja menjadi budak dinegeri orang mungkin ceritanya akan berbeda, bisa jadi Yusuf menjadi orang yang arogan atau sekedar untuk dapat menyambung kehidupan sebagai budak.

Namun Yusuf memiliki prinsip “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (ayat 9). Bagi Yusuf, Penderitaan yang dialaminya bukanlah alasan untuk:
-          Mempertanyakan kasih setia Allah
-          Berputus asa dan hilang harapan
-   Memanfaatkan kesempatan memakai segala cara untuk lepas dari penderitaan, terlebih ketika istri Potifar menggodanya. Jika hati Yusuf kotor, maka istri Potifar dapat menjadi kesempatan yang terbuka lebar baginya untuk lepas dari deritanya.

Kasih setia dan penyertaan Tuhan haruslah kita sikapi dengan aktif. Inilah yang dilakukan oleh Yusuf yang menjalani hidup dan melakukan pekerjaannya seperti untuk Tuhan (Efesus 6: 5-8). Menjalani hidup dengan tidak terikat pada masa lalu dan kenyataan yang menyakitkan, menjadi pekerja dan pelayan yang bertanggungjawab, bekerja keras dan dapat dipercaya, dan tidak berkompromi dengan godaan duniawi.



No comments:

Post a Comment