Laman

Saturday, July 14, 2018

Kisah Para Rasul 18: 1-8 | Turut serta dalam pelayanan



Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 18: 1-8
Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat. Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis

Keberhasilan pelayanan rasul Paulus dalam memberitakan Injil Kristus tidak terlepas dari rekan-rekan sepelayanannya yang ada di setiap daerah. Paulus tidak bekerja sendiri, ada orang-orang di sekitarnya yang turut membantu keberhasilan pelayanannya. Kita dapat melihat bagaimana Tuhan senantiasa menyertai para RasulNya dalam memberitakan kabar sukacita.

Dalam nas ini, kita melihat bagaimana Paulus yang datang ke Korintus untuk melakukan pemberitaan Injil. Di Korintus pelayanan Paulus di sokong oleh orang-orang yang memberikan diri mereka untuk kemajuan pemberitaan Injil. Dalam nas ini kita dapat lihat ada orang-orang yang mendukung pelayanan Paulus. Diantaranya:

      -  Akwila dan Priskila yang merupakan pasangan suami dan istri yang juga satu profesi dengan Paulus sebagai pembuat kemah. Mereka memberikan tumpangan bagi Paulus dalam pelayanan di Korintus

      - Titius Yustus juga turut serta dalam keberhasilan pelayanan Paulus karena menerima Paulus di rumahnya. Rumahnya yang berdampingan dengan rumah ibadat tentu menjadi tempat yang strategis dalam pelayanan, karena ternyata dalam pelayanan Paulus di rumah ibadat kesaksian Paulus di tolak. Namun melalui rumah Titius Yustus ini pelayanan Paulus telah membuat banyak orang percaya dan di baptis termasuk Krispus kepala rumah ibadat di tempat orang-orang menolak kesaksian Paulus.

Pesan firman Tuhan yang sangat berharga untuk kita terima:
       1.      Selama kita berbuat sesuatu yang berkenan di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan selalu membuka jalan bagi kita. Tantangan pasti akan selalu ada, namun tantangan tidak akan pernah menyurutkan langkah kita, sebab Tuhan senantiasa ada bersama dengan orang yang mengasihiNya. Ada banyak cara, jalan yang akan Tuhan berikan untuk meluruskan jalan kita. Sebagaimana yang tertulis dalam Amsal 3: 6 “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu”.

Walaupun Paulus menghadapi penolakan dari orang-orang yang berkumpul di rumah ibadat di Korintus itu, tidak membuatnya gentar dan pesimis, namun Tuhan senantiasa bersamanya untuk memberikan jalan bagi pemberitaannya.

     2.      Memberikan diri dengan sukacita untuk kemajuan pemberitaan Firman Tuhan. Kebaikan dari Akwila, Priskila dan Titius Yustus menjadi teladan yang berharga bagi kita orang Kristen saat ini. Bagaimana kita dengan penuh sukacita melibatkan diri dalam pelayanan Gereja. Ada banyak hal yang bisa kita perbuat, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk kemajuan pemberitaan firman Tuhan. Mulai dari memberikan diri menjadi pelayan di Gereja, mempersembahkan pikiran, kemauan, dana, tenaga dan juga menyediakan rumah kita menjadi tempat persekutuan. Kita memberikan diri kita dan apa yang ada pada kita dengan penuh sukacita tanpa terpaksa dan bersungut-sungut.


No comments:

Post a Comment