Laman

Wednesday, December 6, 2017

2 Petrus 3: 8-15a | Ruang waktu kesabaran Tuhan



Bacaan Firman Tuhan: 2 Petrus 3: 8-15a
Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

Guru-guru palsu yang hendak menyesatkan umat Tuhan dengan ajaran-ajaran sesatnya ternyata tidak dapat merusak iman umat kepada Yesus Kristus, dan akhirnya mereka mencemooh firman Tuhan tentang kedatangNya kembali. Di ayat 4 mereka berkata “Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia di ciptakan”

Surat rasul Petrus yang kedua ini ingin menjawab sekaligus meneguhkan iman jemaat yang mungkin terguncang oleh ejekan guru-guru palsu itu. Dalam nas ini ada dua hal yang menjadi penekanan:

1.      Tuhan adalah pemilik waktu
Dalam ayat 8 dengan tegas dikatakan “bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”
Tidak ada dari kita yang dapat mengatakan tentang janji Tuhan akan kedatanganNya kembali “terlalu cepat” atau “terlalu lama” maupun dapat menentukan dan memperdiksi kedatanganNya. Sebab kita hidup dalam ruang waktu yang Tuhan berikan. Kita hidup dalam waktu yang Tuhan berikan dan Dia yang menentukan waktu itu, sehingga Tuhanlah yang menentukan esensi dari waktu yang diberikan pada manusia.

2.      Esensi waktu Tuhan adalah kesabaran
Dalam ayat 9 dikatakan “tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
Bahwa kita hidup dalam ruang waktu kesabaran Tuhan, selama Tuhan masih memberikan waktu pada kita, maka itu artinya Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk berusaha hidup tidak bercacat dan bernoda ketika Dia datang (ay. 14). Selama Tuhan masih memberikan waktu kehidupan itu artinya tangan Tuhan masih tetap terbuka keselamatanNya bagi siapapun.

Yang menjadi perenungan bagi kita saat ini adalah: sudah bagaimana kita memakai waktu yang Tuhan berikan pada kita? Tuhan memberikan waktu hidup bagi kita adalah untuk mempersiapkan diri kita menuju keselamatan yang akan Tuhan berikan, dan dalam waktu yang bersamaan juga kita menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam urusan.

Dari sekian banyak waktu yang Tuhan berikan pada kita, marilah kita uji dan lihat kembali apakah waktu yang Tuhan berikan itu telah kita pakai untuk mendekatkan diri pada Tuhan atau kita hanya memberikan sisa-sisa waktu kita pada Tuhan. Memakai waktu untuk mempersiapkan diri menerima keselamatan dari Tuhan bukan berarti kita berhenti bekerja dan duduk manis menerima wejangan firman Tuhan. Namun kita harus memiliki prinsip terhadap waktu yang diberikan Tuhan: sebanyak apapun waktu yang kita gunakan untuk segala urusan hidup kita, maka waktu untuk Tuhan akan jauh lebih banyak lagi dari urusan hidup kita. Sebab waktu adalah pemberian Tuhan.

No comments:

Post a Comment