Bacaan Firman Tuhan: 2 Petrus 3: 8-15a
Akan
tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan,
yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu
tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun
ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu,
karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua
orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada
hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia
akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.
Guru-guru
palsu yang hendak menyesatkan umat Tuhan dengan ajaran-ajaran sesatnya ternyata
tidak dapat merusak iman umat kepada Yesus Kristus, dan akhirnya mereka
mencemooh firman Tuhan tentang kedatangNya kembali. Di ayat 4 mereka berkata “Di
manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita
meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia di ciptakan”
Surat
rasul Petrus yang kedua ini ingin menjawab sekaligus meneguhkan iman jemaat
yang mungkin terguncang oleh ejekan guru-guru palsu itu. Dalam nas ini ada dua
hal yang menjadi penekanan:
1. Tuhan adalah pemilik waktu
Dalam ayat 8 dengan tegas
dikatakan “bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu
tahun sama seperti satu hari.”
Tidak ada dari kita yang
dapat mengatakan tentang janji Tuhan akan kedatanganNya kembali “terlalu cepat” atau “terlalu lama” maupun dapat menentukan
dan memperdiksi kedatanganNya. Sebab kita hidup dalam ruang waktu yang Tuhan
berikan. Kita hidup dalam waktu yang Tuhan berikan dan Dia yang menentukan
waktu itu, sehingga Tuhanlah yang menentukan esensi dari waktu yang diberikan
pada manusia.
2. Esensi waktu Tuhan adalah kesabaran
Dalam ayat 9 dikatakan “tetapi
Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa,
melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
Bahwa kita hidup dalam ruang waktu
kesabaran Tuhan, selama Tuhan masih memberikan waktu pada kita, maka itu
artinya Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk berusaha hidup tidak
bercacat dan bernoda ketika Dia datang (ay. 14). Selama Tuhan masih memberikan
waktu kehidupan itu artinya tangan Tuhan masih tetap terbuka keselamatanNya
bagi siapapun.
Yang
menjadi perenungan bagi kita saat ini adalah: sudah bagaimana kita memakai
waktu yang Tuhan berikan pada kita? Tuhan memberikan waktu hidup bagi kita
adalah untuk mempersiapkan diri kita menuju keselamatan yang akan Tuhan
berikan, dan dalam waktu yang bersamaan juga kita menjalani aktifitas kehidupan
sehari-hari dengan berbagai macam urusan.
Dari
sekian banyak waktu yang Tuhan berikan pada kita, marilah kita uji dan lihat
kembali apakah waktu yang Tuhan berikan itu telah kita pakai untuk mendekatkan
diri pada Tuhan atau kita hanya memberikan sisa-sisa waktu kita pada Tuhan.
Memakai waktu untuk mempersiapkan diri menerima keselamatan dari Tuhan bukan
berarti kita berhenti bekerja dan duduk manis menerima wejangan firman Tuhan.
Namun kita harus memiliki prinsip terhadap waktu yang diberikan Tuhan: sebanyak
apapun waktu yang kita gunakan untuk segala urusan hidup kita, maka waktu untuk
Tuhan akan jauh lebih banyak lagi dari urusan hidup kita. Sebab waktu adalah
pemberian Tuhan.
No comments:
Post a Comment