Laman

Wednesday, October 25, 2017

Mazmur 1: 1-6 | Jalan Hidup Orang Benar dan Orang Fasik


Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 1: 1-6
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Mazmur ini adalah suatu pengajaran bagi kita seperti menggunakan media cermin untuk menampilkan diri kita saat ini. Seperti apa diri kita ketika di perhadapkan dengan Firman Tuhan. Maka akan terlihat seperti apa dan bagaimana kita menempatkan diri kita saat ini. Apakah kita benar-benar bahagia? – jalan seperti apa yang sedang kita tempuh? – kita sedang duduk di mana? – kita sedang berdiri dimana?


 Dari sini kita sudah dapat mengidentifikasi diri kita, apakah hidup yang aku jalani saat ini adalah perilaku hidup orang benar atau perilaku hidup orang fasik. Kata kuncinya ada pada ayat 2 “Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam”.

Jika Anda sudah dapat mengidentifikasi diri dengan berkata “bahwa saya berada pada jalan hidup orang benar” – itu bagus, namun jangan lantas tinggi hati dan merasa hebat dari orang lain, justru ini adalah pertanda Anda sedang berbelok arah menuju jalan hidup orang fasik. Adalah bijak jika kita berkata dalam diri “Tuhan, aku mau hidup dalam pengajaranMu”

Orang benar dan orang fasik adalah sama-sama berdosa, namun orang benar mengenal dirinya sebagai orang berdosa, sehingga dia memerlukan keselamatan dari Tuhan, dia membutuhkan tuntunan Tuhan. Dapat kita ibaratkan dengan orang yang sedang sakit, jika dia sadar sedang sakit, maka dia pun akan mencari obat untuk kesembuhannya, namun orang fasik itu seperti orang sakit yang merasa sehat, dia menyimpan sakitnya.

Jalan hidup orang benar itu kesukaannya adalah Taurat Tuhan, dia membutuhkan tuntunan Tuhan, dia tidak bisa hidup tanpa Firman Tuhan. Maka dia akan membaca, mendengar, merenungkan, mempercayai dan melakukan Firman Tuhan. Namun, tidak demikian dengan orang fasik, dia seperti sekam, yang dengan mudahnya di tiupkan angin kemanapun berhembus. Dia tidak mengasihi dirinya, yang penting keinginan dan nafsunya tercapai. Tidak perduli itu baik atau tidak, jika sudah menjadi keinginannya maka akan dilakukannya, tidak perduli itu makanan sehat atau tidak, jika sudah selera dengan makanan itu akan di makannya.

Dalam mazmur ini memberikan kepada kita kekuatan “berbahagialah….” Jika kita hidup di jalan orang yang benar. Di ibaratkan seperti pohon yang di tanam di tepi aliran air, berbuah pada musimnya, daunnya tidak layu dan akan berhasil. Artinya, bahwa Firman Tuhan yang kita serap masuk dalam diri kita adalah sumber kehidupan, sumber kekuatan, sumber kebahagiaan dan sumber keberhasilan. Sebab firman Tuhan yang kita baca, dengarkan, renungkan, percayai dan yang kita lakukan itu pasti akan berhasil, sebagaimana rasul Paulus menuliskannya di Roma 9: 6 “Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal”.

Firman Tuhan pasti akan berbuah dalam diri kita, pada saat yang tepat, sesuai dengan kebutuhan kita bukan keinginan kita. Firman Tuhan akan bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita sesuai dengan rencana dan kasih karunia Tuhan.  

1 comment:

  1. Jangan hidup dalam kefsikan ataupun mendengar nasehat mereka.

    ReplyDelete