Laman

Tuesday, January 5, 2016

Lukas 3: 15-17, 21-22 | Yesus Berkuasa atas Bumi dan Sorga



Bacaan Firman Tuhan: Lukas 3: 15-17; 21-22
"Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis telah menyatakan bahwa seruan itu adalah titik antara zaman lama dengan zaman yang baru. Yohanes telah memalu gendering dan tiupan trompet untuk mensiarkan bahwa tibalah waktunya datang yang sudah dinantikan itu datang.

Orang-orang berfikir kalau-kalau dialah Mesias yang lama dinantikan itu, tetapi Yohanes mengatakan “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak”.
Mendahului baptisan yang dilakukan kepada Yesus adalah orang-orang yang mau member dirinya dibapris oleh Yohanes setelah menyiarkan seruan pertobatan. Setelah itu, tampillah Yesus untuk memberikan diriNya dibaptis. Kita tidak perlu untuk bertanya-tanya, bagaimana mungkin Yesus dibaptis sementara Dia bukanlah orang yang berdosa. Tetapi Yesus harus melakukannya, sebab kedatanganNya adalah supaya berada diantara orang berdosa.

Walaupun Yesus dibaptis sebagaimana orang lain juga menerima baptisan Yohanes, namun dapat dilihat bagaimana peristiwa pembaptisan ini adalah suatu “penyataan pribadi Yesus”. Dapat dikatakan bahwa peristiwa tersebut adalah penyataan pribadi Yesus sebagai Mesias. Ia merendahkan diri hadir diantara orang berdosa, tetapi Tuhan meninggikanNya dari sorga dan menyatakan kuasaNya “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”.

Yohanes menyatakan bagaimana Agungnya Dia yang akan datang setelahnya. Sekalipun kita harus menjatuhkan harga diri untuk membuka tali kasutNya kita tidak akan layak. Dia akan datang dengan baptisan Roh dan Api dan alat penampi sudah ada ditanganNya.

Namun ternyata keagungan dibayangkan oleh Yohanes sebelumnya tentang Mesias jauh lebih Agung lagi dari apa yang dilakukan oleh Yesus dalam hidupNya. Sebab Yesus telah menyatakan keAgungan Tuhan dalam diriNya yaitu Kasih. Bahkan Ia membasuh kaki murid-muridNya, menderita dan mati di kayu salib. Kehidupan dan ajaranNya telah menjadi alat penampi, untuk memisahkan manusia yang percaya kepadaNya untuk dimurnikan dan dibersihkan dari dosa.

Bagi orang percaya, Roh Tuhan ada pada kita, yang dicurahkan supaya dalam kehidupan kita tetap menyala-nyala api yang memberikan semangat, sukacita untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Yesus berkenan hadir dalam diri kita, suatu kuasa yang besar dari sorga untuk diri kita.

Yesus Kristus, pribadi yang penuh kuasa dari sorga ada bersama-sama dengan kita. Yesus mengatakan “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Matius 28:18). Yesus memiliki otoritas atas sorga dan bumi, bahkan otoritas atas kepunyaanNya yaitu kita. Ini adalah anugerah Tuhan atas hidup orang yang percaya.  

Jika otoritas Tuhan itu bekerja layaknya sebagai ‘penampi’ dalam diri kita, maka tentunya hidup kita akan kita berikan dibawah otoritas Tuhan. Yang membuat keputusan terbaik itu ada pada Tuhan bukan pikiran ataupun perasaan kita. Perbuatan besar yang Tuhan lakukan adalah untuk kebaikan manusia.

No comments:

Post a Comment