Tetapi carilah dulu kerjaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)
Harta adalah hamba tuan.
Barangsiapa mempertua harta maka ia akan menolak Tuhan dalam kehidupannya.
Segala cara akan dilakukan hanya untuk kepuasan diri memperoleh harta. Korupsi,
merampok, menindas sesama, merusak alam akan melakukan untuk mendapatkan
keinginan atau nafsunya.
Menyikapi kebutuhan
materiil tersebut, para murid Yesus harus mengambil keputusan yang benar tentang
bagaimana sikap terhadap kebutuhan materiil. Jika tidak, beberapa ancaman
terhadap kesetiaan kita terhadap Tuhan akan harus diperioritaskan adalah harta
surgawi, bukan harta duniawi. Kita harus mengutamakan yang kekal dan
menomorduakan yang sementara.
Kedua, Yesus realistis sekali. Jika harta duniawi
prioritas kita, hati kitapun akan tertambat kepada dunia ini. Harta harus
ditempatkan sebagai hamba dan alat. Jika tidak, ia akan “melonjak” menjadi tuan
dan kita di “kudeta” nya kedudukan budak.
Ketiga, salah prioritas dalam soal
harta akan membuat kita kehilangan kesukaan dalam hidup ini. Hidup akan
terbungkuk memikul beban kekuatiran tentang kebutuhan sehari-hari. Kehidupan
Kristen seperti itu akan serendah kehidupan orng yang tidak mengenal Tuhan.
Yesus mengajak kita
mengubah cara pandang kita tentang kebutuhan materi. Ia mengingatkan kita bahwa
kebutuhan dan kehidupan dalam hidup tidak sama dengan kehidupan itu sendiri.
Makanan, pakaian, tempat tinggal dan harta adalah penunjang kehidupan. Yang
lebih penting untuk kita perhatikan dan yang menjadi kepentingan utama
perhatian Tuhan adalah kehidupan kita.
Kita diajak Yesus untuk menghargai hidup
berdasarkan kasih dan perhatian-Nya, bukan berdasarkan apa yang kita makan,
pakai, dan miliki. Firman Tuhan ini menuntut kita membuat komitmen mutlak hanya
kepada Tuhan saja, yaitu mendahulukan Kerajaan Allah dan mempercayai bahwa Dia
yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan materi kita. Amin
Sumber: Renungan Harian HKBP Tahun 2013
No comments:
Post a Comment