“Kasih Karunia Tuhan kekal sampai selama-lamanya” selalu baru tiap pagi;
besar kesetiaanMu” (Ratapan 3:23)
Mungkin pertanyaan ini
nampaknya sangat sederhana: “Apakah hari minggu hari ini sama dengan hari
minggu yang akan datang atau hari minggu yang lalu”? jawabnya yang pertama
adalah: sama! Karena sama-sama hari minggu. Namun jawaban yang kedua: Tidak
sama! Mengapa? Sebab hari demi dari adalah berjalan seiring dengan berputarnya
waktu pada garis linier (lurus), hari lepas hari berganti dan tidak pernah
kembali ke suatu hari yang pernah berlalu, namun menuju suatu masa depan yang
panjang dan pasti.
Sehingga setiap hari yang kita lalui adalah hari yang baru.
Dengan demikian, kesaksian apakah yang dapat kita katakan tentang semuanya ini:
jawabanya adalah: Tuhan telah menciptakan dunia ini sejalan dengan menciptakan
waktu, waktu dimana dunia dan kehidupan didalamnya berputar. Artinya, Tuhan
menciptakan waktu selalu baru setiap hari. Tuhan yang hidup itu selalu mengawas
perputaran waktu, dan Dialah Tuhan atas
waktu. Tuhan tidak terbatas atas satu karya penciptaan saja, juga Dia tidak
dibatasi oleh apapun dalam memelihara ciptanNya sesuai dengan kehendak Allah.
Oeh karena itulah dikatakan bahwa kasih karunia Tuhan kekal sampai
selama-lamanya.
Tuhan kita adalah Allah
yang Mahatau. Tidak ada yang tidak diketahui oleh Allah, apakah kita
bersukacita atau lagi menderita, setia akan firmanNya atau tidak ada yang
tersembunyi bagi Tuhan. Namun satu hal yang pasti: "Tuhan tidak membalaskan
segala pelanggaran-pelanggaran kita atas firmanNya”. Apabila Tuhan murka atas
segala pelanggaran kita, maka akhir dari murka itu adalah kematian. Tetapi
Tuhan dengan kasih karuniaNya dan kesabaranyaNya tidak membalas segala
pelanggaran-pelanggaran kita. Dengan kata lain bahwa kasih Tuhan jauh lebih
besar dari murkaNya.
Jadi, siapakah yang
merindukan kasih karunia Tuhan dalam hidupnya? Adalah mereka yang merindukan
hidup dan keselamatan. Sebab, manusia dengan segala kekuasaanya tidak lagi
mampu menggapai keselamatan bagi dirinya sendiri, namu hannya oleh kasih
karunia, sebagaimana terdapat dalam syair lagu Ludwig Hainlein (seorang
komponis Jerman), “hanya dalam kasih karuniaMu aku boleh bermengah. Syukur bagi
Tuhan yang telah memberikannyam kini dalam sukacita dengan kerendahan hati,
hatiku dan jiwaku memuji dan memuliakan namaMu”.
Sumber: Renungan harian HKBP: Mendekat Kepada Allah Edisi No. 1 tahun 2013
No comments:
Post a Comment