Bacaan Firman Tuhan:
Keluaran 16: 2-4 +9-15; Yohanes 6: 24-35
Selama lidah kita masih bisa mengecap rasa, saya yakin kita
pasti tidak akan menolak makanan yang enak dan lezat. Layaknya mahluk hidup,
kita juga pastinya membutuhkan makanan sebagai sumber kehidupan. Namun ternyata
tidak semua makanan yang enak itu berguna bagi kehidupan kita, apalagi jaman
sekarang dengan begitu banyaknya makanan siap saji dan juga makanan dalam
kemasan yang bercampur dengan bahan pengawet dan kimia, belum lagi faktor usia
dan juga penyakit seseorang yang mengharuskan adanya pantangan makanan-makanan
tertentu. Sehingga kita harus menyadari kondisi tubuh dan juga makanan yang
harus kita makan itu berdampak untuk kebaikan kita atau tidak.
Ternyata umat Israel yang harus kita akui dalam perjalanan
mereka keluar dari Mesir mungkin saja sudah kehabisan persediaan makanan yang
mereka bawa dari Mesir, sampai mereka bersungut-sungut mempersalahkan tentang makanan
dengan mengatakan: “Kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh
jemaah ini dengan kelaparan”. Tetapi dilain pihak mereka tidak
menyadari alasan kebutuhan yang mereka sampaikan tidaklah tepat, yakni
merindukan “kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang”. Mereka sedang
menyatakan tentang makanan yang sesungguhnya tidak berguna bagi hidup mereka. Sebab
mereka bisa saja kenyang dengan makanan enak di tanah Mesir, tetapi sama sekali
tidak akan berguna untuk masa depan mereka, sebab sampai kapan mereka harus
menjadi budak di negeri orang?
Jika ingin menikmati masa depan yang jauh lebih baik, maka
kita juga harus siap menapaki setiap langkah kehidupan ini, tidak persoalan
jika awalnya banyak rintangan kehidupan yang harus dilalui, yang penting kerja
keras itu sedikit demi sedikit akan membawa kita pada masa depan yang jauh
lebih baik. Seperti pribahasa yang mengatakan: “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dulu,
bersenang-senang kemudian”. Selayaknya umat Israel menyadari bahwa walaupun
kehidupan mereka sulit, tetapi itu adalah langkah awal untuk masa depan
kehidupan mereka untuk jauh lebih baik lagi. Bahkan sesungguhnya mereka harus
bersyukur dapat keluar dari perbudakan itu menuju pada kemerdekaan, dan
seandainya mereka sadar akan apa yang terjadi dalam diri mereka saat itu,
selayaknyalah mereka yakin bahwa kebutuhan mereka juga pasti diperhatikan oleh
Tuhan. Namun yang terjadi pikiran mereka
masih dibutakan oleh kelezatan makanan yang sementara itu, dan iman mereka yang
masih tertutup tentang kuasa Tuhan yang menyelamatkan itu.
Kita pastinya juga
ingin menikmati hidup yang enak, tetapi baiklah kita menyadari bahwa untuk
menikmatinya ada proses, perjuangan, kerja keras dan juga hal yang lebih
penting adalah iman kepada kuasa Tuhan yang akan memberkati perjalanan
kehidupan kita. Sehingga kita tidak tergiur oleh kenikmatan sesaat yang membawa
malapetaka bagi masa depan hidup kita. Bagaiamana kita mengimani bahwa Tuhan
sedang mengiring kita menuju kehidupan yang dijanjikanNya dalam hidup kita,
maka sekiranya pun kita harus mengalami masa-masa sulit, maka itu adalah proses
yang memang harus kita lalui, dan Tuhan tidak akan tinggal diam untuk menolong
kita.
Manna dan burung puyuh yang diturunkan oleh Tuhan menjadi
tanda anugerah Tuhan pada umatNya. Bahwa Tuhan perduli atas apa yang terjadi
atas umatNya. Maka sikap bersungut-sungut bukanlah sikap orang yang beriman,
tetapi orang yang beriman kepada Tuhan pasti mensyukuri apapun yang boleh
terjadi, bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang
percaya kepadaNya, sebagaimana Paulus tuliskan: “Mengucap syukurlah dalam segala
hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”
(1 Tesalonika 5:18). Yakinlah bahwa ketika kita sedang menghadapi masa-masa
sulit, rahmat Tuhan selalu baru setiap pagi ( Ratapan 3:21-23) seperti manna
yang selalu baru datang tiap pagi.
Berhentilah mengeluh! Imanilah kuasa Tuhan, sebab anugerah
Tuhan telah nyata ada diantara kita, yaitu Yesus Kristus jalan keselamatan
hidup kita. Dialah Roti Hidup yang turun dari sorga, Roti yang menghidupkan
kita sampai selama-lamanya (Yohanes 6:35). Kejarlah, carilah dan nikmatilah apa
yang mendatangkan kebaikan yang kekal bagi hidup kita, bukan yang sementara. Sebab
manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi setiap Firman yang keluar dari mulut
Allah.
Terpujilah TUHAN ALLAH. Tks Pak Pdt. Tuhan memberkati pelayanan Bapak...
ReplyDelete