Laman

Thursday, October 16, 2014

1 Tesalonika 2:1-8 | Diselamatkan Untuk Kemuliaan Allah



Bacaan Firman Tuhan: 1 Tesalonika 2:1-8; Mazmur 1:1-6
Paulus yang telah mengalami kasih Allah yang besar menggerakkannya untuk pergi memberitakan keselamatan dari Tuhan bagi dunia (Kis.9:15) . Sehingga Paulus menyatakan “celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1 Kor. 9:16).
Paulus menekankan bahwa pelayanannya bukan berdasarkan tipu daya manusia maupun untuk mencari pujian dari manusia, namun karena Tuhan mempercayakan dan menolong Paulus memberitakan Injil. Maka keberhasilan pekabaran Injil semata-mata adalah karena pertolongan Tuhan dan juga semangat kasih Allah yang tertanam dalam dirinya, sehingga segala bentuk rintangan dan tantangan yang dihadapinya dalam pekabaran Injil dapat dilalui.

Dasar pekabaran Injil yang boleh diterangkan oleh Paulus ini adalah supaya pelayanan yang telah tertanam pada jemaat Tesalonika tidak rusak akibat tuduhan-tuduhan orang Yahudi yang iri  tentang dirinya yang menyatakan ajarannya adalah suatu tipu daya, kebohongan dan juga memberikan ajaran dengan maksud lain.

Maka Paulus mengungkapkan sikapnya, yaitu motivasi dalam dirinya untuk memberitakan Injil seperti perbuatan “seorang ibu mengawasi dan merawati anaknya” (ay. 7). Bagaimana seorang ibu yang mengasihi anaknya akan mencurahkan kasih sayang dengan ketulusan dan kemurnian yang akan mengarahkan dan mendidik anaknya kejalan yang benar.

Motivasi memberitakan Injil tidak lahir dari keinginan untuk menyukakan hati manusia, tetapi hanyalah untuk menyukakan hati Allah. Hal ini terjadi karena panggilan iman kepada Kristus untuk menjadi saksi keselamatan Tuhan, yakni memberitakan Injil yang lahir dari kesaksian akan apa yang dilihat dan dialami bersama Tuhan, maka itu jugalah yang akan diberitakan. Seperti pengutusan Tuhan Yesus “pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk” (Mrk. 16:15), maka tugas pemberitaan Injil menjadi panggilan iman, sebab para muridNya telah menjadi “saksi dari semuanya itu” (Luk. 24:48). 

Pengalaman iman bersama Tuhan yang akan mendorong kita untuk mampu menjadi pelayan dan jemaat yang missioner. Jika seseorang tidak dapat menyadari dan mengakui kasih Tuhan dalam hidupnya, bagaimana mungkin dia mampu menyatakan kasih Tuhan kepada sesamanya? Maka dalam nas ini, Paulus ingin menyatakan bahwa kelayakannya memberitakan Injil lahir dari responnya atas kasih Tuhan yang telah dinyatakan atas hidupnya. Sehingga yang dilakukannya hanyalah untuk menyukakan hati Allah sebagaimana dia telah menjadi saksi akan kasih Allah yang besar. Motivasi pelayanan Paulus ini mengingatkan kita akan panggilan Tuhan bagi umatNya untuk menjadi saksi-saksiNya di dunia. Sebagai seorang yang telah merasakan kasih Allah yang besar, maka selayaknyalah kita bersaksi akan kasih yang telah kita terima dari Tuhan. 

Paulus memperlihatkan kuasa kasih Allah telah mengubah pandangan hidupnya, bahwa pemberitaan Injil yang dilakukannya adalah wujud dari respon kasih Allah yang dicurahkan atas hidupnya. Maka kesadaran kita akan kasih Allah pastinya akan mengubah cara pandang hidup hanya untuk kemuliaan Tuhan. Kita akan seperti pohon di tepi aliran air yang menghasilkan buahnya pada musimnya (Mzm. 1:1-6), bahwa kita memuliakan Tuhan karena kasih Tuhan itu mengaliri kehidupan kita.

Sebagai pelayan maupun orang-orang yang percaya kepada Kristus bukan sedang mencari dan berbuat sesuatu yang akan binasa, tetapi untuk berbuat untuk hal yang kekal. Seperti yang dikatakan oleh Paulus “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus” (Gal. 1:10). Maka setiap pelayanan, kasih dan keramahan yang kita lakukan adalah buah keselamatan yang telah dinyatakan Allah atas hidup kita, dan bukan karena niat yang lahir dari kehendak dan keinginan daging kita.

No comments:

Post a Comment