Kasih
adalah dasar saksi Kristus yang berani (Kisah
Para Rasul 5: 27-32; Bacaan: Wahyu 1: 4-8)
Ketika
kita meletakkan dasar iman kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus melalui
kebangkitanNya dan memasuki hidup baru bersama Tuhan, maka kita di utus oleh
Allah ketengah-tengah dunia ini menjadi saksiNya. Menjadi saksi Kristus
bukanlah hal yang mudah, Tuhan Yesus memperingatkan kepada kita bahwa kita akan
dibenci dan teraniaya karena nama Yesus (Luk. 21:17), namun Tuhan memberikan
kepastian dan kekuatan kepada kita: “dalam dunia kamu menderita penganiayaan,
tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16: 33); “Tetapi
tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang kalau kamu tetap bertahan,
kamu akan memperoleh hidupmu” (Luk. 21: 18-19).
Sumber kekuatan kita adalah Tuhan dan tiada yang lain, jika kita tanggung-tanggung menjadi pengikut Yesus tentulah sangat menyakitkan menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini. Ada kalimat dalam sebuah iklan yang mengatakan “Kamu bilang itu Rintangan, aku bilang hanya Tantangan”. Jika dikatakan “Rintangan” berarti sesuatu yang menyurutkan niat kita untuk bertindak karena sesuatu yang merintangi; namun jika dikatakan “Tantangan” adalah kesulitan akan semakin meningkatkan kita berusaha mencapai kesuksesan. Kita bisa ambil contoh sederhananya,
Sumber kekuatan kita adalah Tuhan dan tiada yang lain, jika kita tanggung-tanggung menjadi pengikut Yesus tentulah sangat menyakitkan menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini. Ada kalimat dalam sebuah iklan yang mengatakan “Kamu bilang itu Rintangan, aku bilang hanya Tantangan”. Jika dikatakan “Rintangan” berarti sesuatu yang menyurutkan niat kita untuk bertindak karena sesuatu yang merintangi; namun jika dikatakan “Tantangan” adalah kesulitan akan semakin meningkatkan kita berusaha mencapai kesuksesan. Kita bisa ambil contoh sederhananya,
ketika ada kegiatan PA di gereja, namun hujan tiba-tiba turun dengan
derasnya, jika memang kita tidak mempunyai niat yang kuat untuk mengikuti PA
tersebut, maka kita akan mengurungkan niat untuk mengikutinya karena hujan itu
menjadi rintangan bagi kita. Namun jika niat memang sudah kuat ingin mengikuti
PA tersebut, hujan selebat apapun akan menjadi tantangan buat kita. Untuk mampu
mengalahkan dunia tidak boleh memiliki iman yang tanggung-tanggung sebab yang
terjadi adalah menganggap sesuatu sebagai sebuah rintangan dan bukan menjadi
tantangan.
Menjadi saksi Kristus itu adalah sulit karena harus melawan
perbuatan-perbuatan duniawi yang bertentangan dengan Firman Allah, namun mari
kita anggap kesulitan itu adalah suatu tantangan buat kita. Dalam 1
Yohanes 5: 4 dikatakan “Sebab semua yang lahir dari Allah,
mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita”.
Firman ini adalah kekuatan kita untuk menjadi saksi Kristus, ketika Tuhan
memberikan kepada kita iman di dalam Yesus Kristus, maka disitupulalah kita
menemukan kekuatan dari Allah untuk mengalahkan dunia ini.
Jika
kita melihat bagaimana keberanian para Rasul mengatakan “Kita harus lebih takut kepada Allah dari pada kepada manusia”
adalah karena menganggap yang dihadapi mereka adalah sebuah tantangan yang
harus ditahlukkan karena mereka mengandalkan iman dalam menghadapi kesulitan
apapun. Jika kita melihat di ayat 41 dikatakan “Rasul-rasul itu meninggalkan
sidang Mahkamah Agama dengan
gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh
karena Nama Yesus”. Penolakan yang mereka alami menjadi suatu kegembiraan
dan bukan menyurutkan semangat mereka, sebab itu adalah suatu tantangan yang
semakin melayakkan diri mereka menjadi saksi Kristus.
Apakah kita sudah siap menjadi saksi
Kristus? Apakah kita sudah siap menghadapi dunia ini dengan iman kita?
Kita jangan terlalu jauh berfikir
menjadi saksi Kristus kepada orang banyak, menjadi saksi Kristus bagi diri
sendiri pun jika bisa dilakukan adalah sudah menjadi susuatu yang luar biasa. Jika kita mampu meyakinkan diri kita akan kekuatan
Tuhan, maka tiada yang mustahil kamu akan menjadi saksi Kristus bagi dunia.
Apakah kita masih seperti Petrus yang
lama yang menyangkal Yesus tiga kali ataukah kita sudah menjadi Petrus yang baru yang menyatakan tiga
kali “aku mengasihi Engkau”.
Mari
kita yakinkan diri kita dahulu bahwa Yesus benar-benar Tuhan dan Allah yang
kita kasihi ditengah-tengah kehidupan kita dan tiada yang lain selain dari pada
Dia yang telah mati dan bangkit untuk kita. “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan
segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”
(Ulangan 6:5).
Kasih
adalah dasar bagi kita menjadi saksi Kristus, jika kita memang benar mengasihi
Yesus, maka sesulit apapun hidup yang akan kita jalani kita akan tetap setia;
apapun yang kita lakukan akan menjadi kemuliaan bagi Tuhan. Semua yang akan
kita perbuat adalah karena kasih kita kepada Allah. Hidup baru di dalam Kristus
adalah: “Namun aku hidup, tetapi bukan
lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku
yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah
yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku” (Galatia 2:20).
Untuk
menjadi saksi Kristus, maka Tuhan akan bertanya kepada kita saat ini “Apakah
engkau mengasihi Aku?” dan jika kita menjawab pertanyaan Tuhan dalam hidup kita
“aku mengasihi Engkau”, maka kita akan mampu menyatakan dengan tegas dan keras
kepada dunia ini “Kita harus lebih takut kepada Allah daripada manusia, dan
kami adalah saksi dari segala sesuatu itu”. Amin....Selamat bersaksi
No comments:
Post a Comment