Laman

Tuesday, March 5, 2013

Mazmur 63: 1-8


Mazmur 63:1-8 Kasih Setia Tuhan lebih baik dari hidup
Mazmur 63 ini mungkin menjadi renungan kita bersama dan melihat persekutuan kita dengan Tuhan. Masihkah ada jiwa yang haus mencari Tuhan dan merindukan bersekutu dengan Tuhan ataukah persekutuan yang kita jalani hanyalah rutinitas. Bagaimana dengan persembahan dan puji-pujian itu kita sampaikan? Mungkin sejenak kita bisa mengingat kembali keadaan di gereja kita masing-masing.
Pemazmur disini ingin menegaskan
kepada kita bahwa jiwanya yang haus dan rindu akan hadirat Tuhan adalah karena kasih setia Tuhan yang besar dalam hidupnya. Walaupun Daud di padang gurun kehausan dan kelaparan dalam pengejaran Saul yang mencoba untuk membunuhnya, namun kasih setia Allah yang melegakan jiwanya. Kerinduannya ingin menyampaikan korban persembahan dan ingin memuji-muji Tuhan adalah mengingat kasih Allah yang besar bagi umatNya.
Patutlah kita memuji Tuhan dan menyampaikan persembahan kepada Tuhan yang telah mengangkat kita dari kuasa dosa dan maut. Sehingga patutlah kita merenungkan persekutuan kita saat ini dengan Tuhan, sudah layakkah kita mengatakan aku mau beribadah kepada Tuhan karena aku mau melegakan jiwaku yang haus akan Firman Tuhan dan mengenyangkan tubuhku dengan persembahan kepada Tuhan karena kasih setia Tuhan yang besar? Atau saya mau mengenyangkan jiwa dengan kebencian melihat sesama dan saling menunjukkan apa yang kita punya. Apakah kita pernah menyadari perbuatan Tuhan yang besar? Apakah ada kerinduanmu menghadap hadirat Allah? “Berbahagiah orang yang harus dan lapar akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Matius 5:6).
Kedekatan dengan Tuhan sungguh diperlihatkan melalui mazmur ini dan menyaksikan “KasihMu lebih daripada hidup”. Tidak bisa kita samakan dengan apapun kasih Tuhan dalam hidup kita. Pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah kepada kita membawa kepada kasihNya yang besar. Dosa akan membawa kita pada kenikmatan yang mematikan, namun kasih Allah akan membawa hidup kita pada kenikmatan yang menghidupkan. Daud menyaksikan kepada kita bahwa bagaimanapun kesusahan hidup yang dia alami, namun kasih Allah tidak pernah meninggalkannya malah sebaliknya kasih Allahlah yang selalu memberinya kekuatan dan pertolongan sampai dia haus dan rindu untuk menaikkan puji dan syukur kehadirat Allah.
Maka mari kita pergumulkan kembali hidup kita, sudah sejauh mana kedekatan kita kepada Allah yang sanggup melegakan jiwa kita yang haus. Hidup tidak akan berarti tanpa Tuhan, tetapi hidup sungguh sangat berarti bersama Tuhan.

No comments:

Post a Comment