Mazmur 63:1-8 Kasih Setia Tuhan lebih baik dari hidup
Mazmur 63 ini mungkin menjadi renungan kita bersama dan
melihat persekutuan kita dengan Tuhan. Masihkah ada jiwa yang haus mencari
Tuhan dan merindukan bersekutu dengan Tuhan ataukah persekutuan yang kita
jalani hanyalah rutinitas. Bagaimana dengan persembahan dan puji-pujian itu
kita sampaikan? Mungkin sejenak kita bisa mengingat kembali keadaan di gereja
kita masing-masing.
Pemazmur disini ingin menegaskan
kepada kita bahwa jiwanya
yang haus dan rindu akan hadirat Tuhan adalah karena kasih setia Tuhan yang
besar dalam hidupnya. Walaupun Daud di padang gurun kehausan dan kelaparan dalam
pengejaran Saul yang mencoba untuk membunuhnya, namun kasih setia Allah yang
melegakan jiwanya. Kerinduannya ingin menyampaikan korban persembahan dan ingin
memuji-muji Tuhan adalah mengingat kasih Allah yang besar bagi umatNya.
Patutlah kita memuji Tuhan dan menyampaikan persembahan
kepada Tuhan yang telah mengangkat kita dari kuasa dosa dan maut. Sehingga patutlah
kita merenungkan persekutuan kita saat ini dengan Tuhan, sudah layakkah kita
mengatakan aku mau beribadah kepada Tuhan karena aku mau melegakan jiwaku yang
haus akan Firman Tuhan dan mengenyangkan tubuhku dengan persembahan kepada
Tuhan karena kasih setia Tuhan yang besar? Atau saya mau mengenyangkan jiwa
dengan kebencian melihat sesama dan saling menunjukkan apa yang kita punya. Apakah
kita pernah menyadari perbuatan Tuhan yang besar? Apakah ada kerinduanmu
menghadap hadirat Allah? “Berbahagiah orang yang harus dan lapar akan
kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Matius 5:6).
Kedekatan dengan Tuhan sungguh diperlihatkan melalui mazmur
ini dan menyaksikan “KasihMu lebih daripada hidup”. Tidak bisa kita samakan
dengan apapun kasih Tuhan dalam hidup kita. Pengampunan dosa yang diberikan oleh
Allah kepada kita membawa kepada kasihNya yang besar. Dosa akan membawa kita
pada kenikmatan yang mematikan, namun kasih Allah akan membawa hidup kita pada
kenikmatan yang menghidupkan. Daud menyaksikan kepada kita bahwa bagaimanapun
kesusahan hidup yang dia alami, namun kasih Allah tidak pernah meninggalkannya
malah sebaliknya kasih Allahlah yang selalu memberinya kekuatan dan pertolongan
sampai dia haus dan rindu untuk menaikkan puji dan syukur kehadirat Allah.
Maka mari kita pergumulkan kembali hidup kita, sudah sejauh
mana kedekatan kita kepada Allah yang sanggup melegakan jiwa kita yang haus. Hidup tidak akan berarti tanpa Tuhan, tetapi hidup sungguh sangat berarti bersama Tuhan.
No comments:
Post a Comment